Tak Selamanya Lemak Bikin Gemuk




Ilustrasi orang gemuk (iStock)




Ilustrasi orang gemuk (iStock)



VIVAlife - Lemak masih dianggap racun bagi tubuh. Ia selalu disalahkan atas meningkatnya berat badan. Penumpukan lemak identik dengan penyakit berbahaya seperti obesitas dan jantung.

Padahal, lemak sebenarnya merupakan salah satu zat gizi makro yang memiliki banyak peranan. Tubuh sejatinya membutuhkan lemak sebanyak 25 hingga 30 persen dari jumlah kalori total.


“Asupan sehari-hari harus mengandung tiga jenis lemak: lemak dari daging, ikan, dan kacang-kacangan,” kata Fiastuti Witjaksono, spesialis gizi klinik dari Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (UI) saat ditemui di Jakarta, Senin, 2 Juni 2014.


Ia menyarankan, jangan sepenuhnya menghindari lemak saat diet. Sebab, tubuh juga membutuhkan lemak sebagai sumber tenaga, membantu penyerapan vitamin, serta pertumbuhan sel-sel tubuh.


Tak hanya itu, lemak juga dibutuhkan untuk menjaga dan melindungi organ-organ dalam tubuh saat terjadi benturan atau kondisi lainnya. “Lemak menjaga pola hidup dan kesehatan tubuh,” imbuh Fiastuti.


Untuk itu, ia menyarankan orang tetap mengasup lemak dalam diet sehari-hari. Asal, tidak secara berlebihan. Sebaiknya, Fiastuti melanjutkan, yang dikonsumsi jenis lemak baik atau lemak tak jenuh.


Bagaimana mengetahui bahwa asupan lemak kurang, cukup, atau berlebihan? “Mudah, jika berat badan kurang dari ideal, berarti asupan lemak kurang dari 25 persen. Begitu pun sebaliknya,” Fiastuti lagi. (ita)