Mencicipi Yoghurt dari Kulit Buah Naga




Ilustrasi yoghurt. (iStock)




Ilustrasi yoghurt. (iStock)



VIVAlife - Buah naga merupakan buah yang banyak dikonsumsi berbagai kalangan masyarakat dewasa ini. Selain rasanya yang manis, khasiat yang terkandung di dalamnya membuat buah naga kian digemari.


Banyak masyarakat Indonesia percaya bahwa buah naga dapat menyembuhkan berbagai penyakit. Mulai dari asma, diabetes, kencing manis, kanker usus, hingga kanker.


Selain dagingnya, ternyata kulit dari buah naga ternyata juga mempunyai khasiat untuk kesehatan. Meski demikian, minimnya pengetahuan orang mengenai hal ini membuat pemanfaatan kulit buah naga belum maksimal.


Berdasarkan fakta tersebut, sejumlah mahasiswa dari Fakultas MIPA UNY yaitu Meta Luwitasari, Elfrida Noviana Dewi, Inawati Mulyani, Ummi Hani, serta Najih Sudrajad membuat yoghurt dari kulit buah naga yang bisa menurunkan obesitas.


Menurut Meta Luwitasari, obesitas atau kelebihan berat badan semakin sering ditemukan pada masyarakat. Banyak faktor yang menjadi penyebab obesitas tersebut, salah satunya ialah ketidakseimbangan antara kalori yang dikonsumsi dengan kalori yang dikeluarkan.


“Oleh karena itu, untuk mengurangi jumlah limbah kulit dan menambah diversifikasi pangan di Indonesia, kami membuat yoghurt dari kulit buah naga” kata Meta, Senin, 19 Mei 2014.


Elfrida menambahkan bahwa kulit buah naga merah mengandung antosianin yang merupakan salah satu agen antioksidan yang berfungsi untuk menurunkan kadar kolesterol.


“Dari sinilah kami membuat hipotesis bahwa kulit buah naga ini juga dapat menurunkan obesitas karena mengandung antioksidan. Antioksidan yang diperoleh secara eksogenus banyak dijumpai dalam bahan pangan seperti vitamin C, vitamin E, karotenoid, dan polifenol,” kata Elfrida.


Inawati mengatakan, cara pembuatan yoghurt kulit buah naga melalui dua tahap utama, yaitu pemasakan dan tahap inkubasi. Tahap awal dilakukan dengan mengumpulkan kulit buah naga dan membersihkannya dari kotoran yang menempel serta sisik kulit buah naga yang berwarna hijau.


Kemudian kulit buah naga dipotong-potong menjadi bagian yang lebih kecil agar mudah dihaluskan. Setelah itu, kulit buah naga dihaluskan dengan blender.


Pada tahap ini, kulit buah naga yang digunakan sebanyak 500 gram dan dicampur 500 mililiter air mineral. Setelah itu, kulit naga yang sudah halus disaring menggunakan kain saring untuk mendapatkan sari kulit buah naga.


Selanjutnya, sari kulit buah naga dimasukkan ke dalam panci bersama susu cair putih dan dimasak menggunakan api kecil sambil terus diaduk agar susu tidak menggumpal. Kemudian, tambahkan gula pasir hingga mendidih.


Perlu diingat, proses pendidihan dilakukan hingga mencapai suhu 90 derajat celsius. Tujuannya, untuk menghilangkan kadar air dan melakukan sterilisasi. Adonan yang telah diangkat, dicampur dengan 27 gram susu bubuk.


"Adonan didiamkan sampai dingin untuk selanjutnya memasuki tahap pendinginan,” ucap Inawati.


Pada tahap pendinginan, adonan yang telah dingin dipindahkan ke dalam toples dan dikultur dengan satu sendok makan yoghurt plain sebagai bibit yoghurt.


Menurut Inawati, penggunaan yoghurt plain bertujuan agar hasil yang didapat lebih berhasil dan harganya yang lebih ekonomis dibandingkan dengan bakteri asam laktat.


Setelah dikultur, adonan diinkubasi menggunakan kotak styrofoam yang ditutup rapat menggunakan plester untuk meminimalkan udara yang masuk dan menjaga suhu dalam kotak inkubasi.


Proses inkubasi dilakukan selama 24 jam untuk hasil maksimal. Apabila proses inkubasi telah selesai, adonan dikeluarkan dan dipindahkan ke dalam kulkas untuk mengawetkan yoghurt. (art)