Dari Spanyol ke Portugal Lewat Seutas Tali




Perjalanan Spanyol ke Portugal bisa ditempuh dengan seutas kabel baja. (Algarve 123)




Perjalanan Spanyol ke Portugal bisa ditempuh dengan seutas kabel baja. (Algarve 123)



VIVAlife - Pertama melirik, sulit menyadari ada seutas kabel di atas Sungai Guadiana yang diapit Spanyol dan Portugal. Penampangnya memang tidak terlalu tebal. Namun, fungsinya sangat andal.

Kabel baja itu menghubungkan Sanlucar de Guadiana di Andalusia, Spanyol dan Acoutim di Algarve, Portugal. Yang unik, kabel itu bisa menjadi alternatif transportasi melintasi perbatasan internasional.


Panjangnya lebih dari 720 meter. Kabel itu biasa digunakan pelancong untuk meluncur dengan kecepatan antara 70 hingga 80 kilometer per jam. Caranya, seperti bermain flying fox saat outbond.


Menyaksikan pemandangan Spanyol, Portugal, dan Sungai Guadiana dari atas, menarik. Pepohonan hijau, atap-atap rumah berwarna kemerahan, serta hiruk-pikuk kapal di tepi sungai tampak jelas.


Belum lagi sensasi melayang yang didapatkan.


Dilansir dari Amusing Planet, peron keberangkatan berlokasi di sebelah kastil Sanlucar de Guadiana, 100 meter di atas sungai. Sementara itu, titik pendaratan di Alcoutim, tingginya hanya 15 meter di atas sungai.


Di masing-masing sisi perbatasan, ada lima hingga tujuh penjaga.


Di antara keduanya, terdapat sudut kemiringan sekitar 12,47 persen. Sudut itu sekaligus menandai perbedaan waktu antar dua negara. Di Acoutim, pelancong merasakan waktu satu jam lebih cepat.


Setelah melewati lintasan dalam waktu kurang dari semenit, pelancong bisa kembali lagi ke Spanyol dengan kapal feri yang disiapkan. Kali ini, rutenya melalui sungai. Tak ada kabel dengan rute sebaliknya.


Tertantang melintasi perbatasan dua negara itu? Pelancong bukan hanya akan mendapatkan pengalaman menakjubkan. Ada pula sertifikat gratis dan foto-foto yang bisa dibeli setelah perjalanan.


Pelancong juga bisa menyewa helm berkamera untuk merekam pengalamannya. Transportasi kabel baja itu merupakan proyek dengan dana swasta. Pria Inggris, David Jarman merupakan sosok di baliknya.


“Terdapat dua desa di dua negara. Keduanya dipisahkan sungai selebar 150 meter. Sebuah garis lintasan tampak jelas bagi saya,” katanya.


Pada hari sibuk, lintasan itu hanya cukup untuk 24 hingga 30 orang per jam. Tiap kepala harus membayar 15 euro atau sekitar Rp238 ribu. Diperkirakan, lintasan itu berfungsi selama 200 hari dalam setahun.


Tertarik mencobanya? Proyek itu tidak akan beroperasi pada pekan kedua November dan Februari. (art)


Laporan: Riska Herliafifah