Dosen UI Ciptakan Alat Pendeteksi Stroke




Ilustrasi stroke. (iStock)




Ilustrasi stroke. (iStock)



VIVAlife - Stroke masih menghantui masyarakat. Indonesia disebut-sebut menempati posisi tertinggi dalam jumlah penderita stroke di Asia. Berdasarkan data 2013, per tahun ada 300 ribu penderita stroke.


Bagi orang dewasa usia di atas 45 tahun, stroke merupakan penyebab kematian pertama. Namun kelamaan, penyakit itu juga mulai menyerang anak. Bahkan, ada usia belasan yang terserang stroke.


Penyebabnya beragam. Namun gejalanya nyaris tak terasa. Tiba-tiba pembuluh darah di otak pecah atau tersumbat, sehingga organ tubuh sulit digerakkan. Itu sebabnya stroke disebut salah satu silent killer.


Namun kini, stroke bisa dideteksi sejak dini. Dr. dr Al Rasyid SpS (K), salah satu pengajar Departemen Neurologi Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia (FKUI), menemukan alat ukur prediksi stroke.


Tingkat akurasinya tinggi dan efisien. Disebut Mikrokapiler Digital (MD), alat itu pengembangan dari modifikasi mikrokapiler hematokrit, sehingga mampu mengukur nilai viskositas darah dan plasma darah.


Viskositas atau kekentalan darah penting diperiksa karena memengaruhi penumbra otak. Itu juga dipengaruhi kecepatan aliran darah yang ditentukan pompa jantung dan ukuran pembuluh darah.


Pada pasien stroke iskemik akut, viskositas darah mencapai lebih dari 40 persen. Menurut Al Rasyid, data di RSCM menyebut kasus stroke iskemik paling sering ditemui di Indonesia.


Stroke iskemik disebabkan kurangnya aliran darah ke otak. Akibatnya, terjadi kematian sel. Dampak paling fatal adalah kecatatan atau kematian. Karena itu, kata Rasyid, stroke butuh penanganan cepat.


“Saat ini belum ada alat yang sahih, praktis, mudah, dan memungkinkan bila sewaktu-waktu penderita stroke butuh memeriksa viskositas darah dan viskositas plasma,” kata Al Rasyid melanjutkan.


Fasilitas laboratorium yang terbatas membuat tidak semua rumah sakit punya alat pemeriksaan viskositas darah. Dengan MD, hiperviskositas yang dikhawatirkan memicu stroke, bisa dideteksi.


“Setelah berkali-kali penelitian, saya dan tim akhirnya berhasil menemukan alat itu,” ucap Al Rasyid lagi. Prinsip penghitungannya, ia menerangkan, didasarkan pada daya isap kapiler darah. Untuk itu, MD dilengkapi pengukur waktu yang diaktifkan oleh dua sensor. (ms)