Ke "Kota Tua" Jeddah, Nostalgia Bersama Budaya




Kawasan sejarah di Jeddah. (Arab News)




Kawasan sejarah di Jeddah. (Arab News)



VIVAlife - Di jantung kota Jeddah, tak jauh dari Masjid Qisos, terdapat kampung yang mencolok mata. Banyak bangunan seragam, tinggi menjulang dengan dinding kecokelatan. Cat mengelupas di sana-sini.

Bangunan serupa berjajar di sepanjang gang yang menghubungkan dua jalan raya di kota itu. Ada kesamaan yang khas, yakni arsitektur jendela atau balkon terbuat dari kayu yang menonjol ke luar.


Jendela atau balkon itu muncul dari setiap lantai bangunan. Di sekitar jendela, entah bagian bawah atau atasnya, terdapat ceruk di dinding yang bentuknya menyerupai kubah masjid. Ciri bangunan Arab.


Di beberapa bangunan, jendela dan ceruk berbentuk kubah itu dihiasi ukiran rumit.


Bangunan-bangunan itu telah ada sejak lama, sekitar abad ke-7 Masehi. Mulanya, itu merupakan gerbang perdagangan di Jeddah. Barang dagangan yang dikirim ke Mekkah, pasti melewatinya.


Jemaah haji yang berangkat melalui jalur laut pun akan disambut bangunan-bangunan tua yang masih gagah itu. Lokasinya di pantai timur Laut Merah memang strategis. Percampuran kultur kental di sana.


Hingga kini, keberadaan bangunan berderet itu masih dipertahankan. Ada yang berfungsi sebagai pertokoan, ada pula yang rumah warga. Mirip rumah susun kumuh di Indonesia, tapi warna dan arsitekturnya memunculkan eksotisme tersendiri.


Kawasan itu dinamai Jeddah Historical District. Dalam perjalanan menuju dari sentra pertokoan Balad ke monumen “Sepeda Adam”, kawasan itu berada di sebelah kanan. Ada papan kayu yang jadi penanda.


Sabtu lalu, Jeddah Historical District ditasbihkan oleh Badan Kebudayaan Dunia (UNESCO) sebagai salah satu warisan dunia. Itu menjadi keputusan World Heritage Committee ke-38 UNESCO di Doha.


Dengan bangga Pangeran Sultan Bin Salman, Ketua Komisi Pariwisata dan Purbakala Arab Saudi, mengumumkannya. Mengutip Al Arabiya, itu mendukung kerajaan Arab untuk melestarikan budaya.


“Dimasukkannya kawasan ini menjadi salah satu warisan dunia menunjukkan bagaimana kultur kerajaan menguatkan peran negara berinteraksi dengan masyarakat selama berabad-abad,” katanya.


Sultan mengungkapkan pujiannya pada kerajaan yang menjaga nilai historis kawasan. Ia juga menyampaikan terima kasihnya pada pemilik bangunan yang mempertahankan arsitekturnya. (ms)