Ditemukan, Cara Menghapus Kenangan




Memori buruk bisa membuat stres, trauma, dan fobia (ilustrasi). (iStock)




Memori buruk bisa membuat stres, trauma, dan fobia (ilustrasi). (iStock)



VIVAlife - Selama ini menghapus kenangan hanya ada dalam film fiksi ilmiah. Namun ilmuwan telah menemukan cara untuk menghilangkan memori dan mengembalikannya semudah menyalakan lampu.

Penemuan yang telah diujicobakan pada tikus itu diklaim akan menjadi jawaban segala kegelisahan manusia. Mereka yang fobia, tentara yang trauma perang, sampai pasien demensia, bisa disembuhkan.


Lantas bagaimana cara kerjanya? Mirip benda yang digunakan Will Smith dalam film Men In Black untuk menghapus ingatan jangka pendek manusia, mengutak-atik memori kali ini juga pakai kilatan cahaya.


Peneliti dari University of California menemukan, merangsang saraf di otak dengan laser optik bisa menghapus memori. Teorinya, kenangan terbentuk karena otak membuat hubungan antarsaraf.


Koneksi yang melemah atau menguat --disebut sinapsis-- dapat menghapus atau membentuk memori. Penelitian dilakukan terhadap saraf di otak tikus yang telah dimodifikasi sehingga peka cahaya.


Peneliti menggunakan laser optik pada frekuensi tertentu, dan secara bersamaan memberi sengatan listrik pada kaki tikus. Segera, tikus mengasosiasikan rangsangan laser optik dengan rasa sakit.


Hasilnya, setiap diberi rangsangan yang sama, tikus menampilkan mimik kesakitan. Kemudian peneliti melakukan sebaliknya. Laser optik frekuensi rendah diaplikasikan untuk menghapus memori.


Lagi-lagi studi berhasil. Memori sakit telah terhapus dari otak tikus. Ketika diberi ledakan frekuensi tinggi lagi, memori rasa sakit kembali muncul. Padahal kaki tikus tak lagi dirangsang arus listrik.


“Kami membentuk memori, menghapus, dan mengaktifkannya kembali sesuka hati dengan menerapkan stimulus untuk memperkuat atau melemahkan sinapsis,” kata Roberto Malinow, profesor ilmu saraf.


Menurutnya, terobosan baru itu bisa membantu penderita Alzheimer. Sebab, ia menemukan bahwa obat pasien Alzheimer melemahkan sinapsis dengan cara yang sama seperti penelitiannya.


Sedangkan Thomas Insel, Direktur US National Institute of Mental Health menilai, penemuan itu menjelaskan bagaimana memori dapat memegang peranan atas menghilangnya kenangan emosional dalam penyakit mental seperti gangguan stres paskatrauma. (air)


Sumber: Daily Mail