Studi: Makan Siang di Meja Kerja Tingkatkan Produktivitas




Karyawan yang memilih untuk tetap berada di meja kerjanya saat istirahat makan siang, tidak cepat merasa lelah dan lebih produktif. (iStockphoto)




Karyawan yang memilih untuk tetap berada di meja kerjanya saat istirahat makan siang, tidak cepat merasa lelah dan lebih produktif. (iStockphoto)



VIVAlife - Makan siang di meja kerja sering dikaitkan dengan berbagai dampak buruk kesehatan. Banyak penelitian menyatakan bahwa menghabiskan makan siang di meja kerja dapat memicu berbagai penyakit seperti obesitas, diabetes dan penyakit jantung.


Meski demikian jika dikaitkan dengan produktivitas pekerjaan, makan siang di meja kerja justru membuat karyawan lebih produktif. Terutama jika karyawan memilih melakukan hal tersebut tanpa paksaan.


Sebuah penelitian yang dilakukan oleh Rotman School of Management, University of Toronto mengungkapkan bahwa bersosialisasi dengan rekan kerja selama istirahat makan siang dapat mengakibatkan kelelahan yang lebih tinggi dibanding jika mereka tetap berada di meja kerja dan menyelesaikan pekerjaannya. Hasil penelitian juga menyimpulkan bahwa rasa lelah akan berkurang, justru ketika karyawan memutuskan untuk tidak mengambil istirahat makan siang.


Kesimpulan tersebut diambil setelah melakukan survei kepada karyawan administrasi mengenai hal-hal yang mereka lakukan selama istirahat makan siang. Survei yang dilakukan selama 10 hari ini, meminta para relawan untuk melaporkan seberapa besar rasa lelah mereka setelah jam kerja berakhir.


Dan hasilnya, karyawan yang memilih untuk tetap berada di meja kerjanya saat istirahat makan siang, tidak cepat merasa lelah dan lebih produktif. Sedangkan karyawan yang pergi ke luar saat istirahat makan siang, akan merasa lebih santai dan akhirnya merasa lelah saat harus kembali bekerja.


Namun, Profesor John Trugakos yang menulis penelitian ini mengatakan bahwa faktor paling penting adalah karyawan tersebut memilih tanpa paksaan. Mereka ingin tetap berada di meja kerjanya atau pergi keluar saat istirahat makan siang.


"Karyawan harus diberi kebebasan untuk memilih, ingin mengambil waktu istirahat makan siangnya atau tidak," ujarnya seperti dikutip dari laman Telegraph. (eh)