Gangguan Suasana Hati Bisa Sebabkan Bunuh Diri




Ilustrasi depresi. (http://health.kerals.com)




Ilustrasi depresi. (http://health.kerals.com)



VIVAlife - Gangguan suasana hati atau bipolar bisa menyerang siapa saja. Ia terjadi karena adanya ketidakseimbangan cairan kimia di otak. Akibatnya, seseorang bisa mendadak mengalami perubahan suasana hati.


Kondisi ini bisa terjadi pada usia 15 sampai 24 tahun. Sayang, banyak yang mengabaikan gejalanya. Penanganan pun tertunda lima sampai 10 tahun. Padahal, menurut Prof dr Sasanto Wibisono seorang spesialis kejiwaan, bipolar bisa sampai menyebabkan bunuh diri.


Ia menjelaskan, ada dua tipe gangguan suasana hati. Tipe satu, kata Sasanto, mengalami gejala manik. Seseorang bisa bertindak berlebihan dan tidak realistis. Ia kerap melompat dari ide satu ke ide lainnya karena terlalu bersemangat.


Penderita bipolar tipe satu juga merasa euforia berlebihan, tidak mengenal lelah, serta sulit tidur. Parahnya, penderita kondisi ini sering dihinggapi halusinasi dan delusi. Menurut dr AAA Agung Kusumawardhani, SpKJ, gejala manik adalah yang terparah dari lainnya.


Sedangkan tipe dua, mengalami gejala hipomanik dan depresi. “Bipolar tipe 2 tidak boleh ada gejala manik. Sekali saja dalam hidupnya mengalami gejala manik, itu artinya dia bipolar tipe 1,” kata dr Nurmiati Amir, SpKJ (K), Wakil Ketua Sie Bipolar dan Gangguan Mood Lainnya.


Gejala hipomanik masih bisa diterima secara norma sosial. Ia memiliki ide lebih kreatif, realistis, dan mudah melihat peluang. Penderita kondisi ini selalu terlihat gembira, energik, dan produktif. Namun, ia sering mengambil keputusan yang buruk. Dampaknya buruk pada hubungan, karier, dan reputasi. Ia pun mudah marah tanpa sebab.


Sedangkan depresi, ditandai dengan hilangnya minat seseorang. Ia juga selalu terlihat sedih, murung, tak mau bertemu orang lain, serta mengalami insomnia. Penderita kondisi ini biasanya merasa tak berguna dan mudah berhalusinasi parah.


Kondisi inilah yang menyebabkan seseorang bisa sampai bunuh diri. Ironisnya, bipolar tipe 2 lebih banyak diderita wanita. Semua gejala di atas, bersifat kambuhan dan bisa berlangsung seumur hidup. (umi)