Busana Muslim, "Anak Emas" Baru Dunia Fesyen




Salah satu peragaan busana muslim yang menampilkan karya beberapa desainer. (VIVAnews/Muhamad Solihin)




Salah satu peragaan busana muslim yang menampilkan karya beberapa desainer. (VIVAnews/Muhamad Solihin)



VIVAlife - Beberapa tahun lalu, busana muslim tak dilirik sebagai industri fesyen yang akan besar. Ia bahkan pernah dicemooh, saat ditampilkan di pagelaran busana. Namun kini, kemajuannya pesat.

Desainer busana muslim bermunculan. Rancangannya merangkum berbagai model dan gaya, tak lagi dianggap konvensional. Warna-warni berani ditampilkan. Bahkan, industri itu diminati internasional.


Kota Kasablanka bersama Asosiasi Perancang Pengusaha Mode Indonesia (APPMI) turut menyemarakkan gegap-gempita industri busana muslim itu dengan menggelar Ramadan Runaway 2015.


Acara diselenggarakan 9 Juli hingga 3 Agustus 2014, menampilkan koleksi 64 desainer busana muslim Indonesia. Disebutkan Taruna K Kusmayadi, Ketua APPMI pagelaran itu membawa semangat 2015.


“Supaya busana muslim tidak hanya untuk Ramadan tahun ini saja. Jadi jangka panjang,” katanya, saat konferensi pers di Kota Kasablanka, Jakarta Selatan, Jumat kemarin.


Desainer yang akan pamer koleksi, di antaranya: Stephanus Hamy, Jenahara, Ria Miranda, Malik Moestaram, Deden Siswanto, Dian Pelangi, dan Ida Royani. Masih banyak nama desainer lainnya.


Keterlibatan Ida Royani, aktris era 1970-an diyakini bakal menambah warna dalam pagelaran kali ini. Wanita yang menekuni dunia desain sejak 1980-an itu mengaku ikut menyambut baik perkembangan busana muslim di Indonesia.


“Saya appreciate sama desainer muda saat ini. Tapi juga mengimbau betul soal kriteria berbusana muslim,” katanya. Meski diejawantahkan dalam fesyen, menurut Ida, busana muslim tetap harus menutup aurat dengan baik agar sesuai syariat.


“Menutup aurat, kecuali wajah dan telapak tangan. Jangan ketat dan transparan, serta tidak menyerupai laki-laki,” ia menyebutkan. (asp)