Konsumsi Daging Sapi Berlebih Tingkatkan Risiko Sakit Jantung?




Zat besi heme diketahui banyak ditemukan pada daging sapi, segala jenis hati, kerang, tiram, dan moluska. (istockphoto)




Zat besi heme diketahui banyak ditemukan pada daging sapi, segala jenis hati, kerang, tiram, dan moluska. (istockphoto)



VIVAlife - Berbagai penelitian menyebutkan bahwa terlalu banyak zat besi dalam darah bisa berkontribusi terhadap penyakit jantung dan bahkan kanker. Namun, sayangnya penelitian-penelitian tersebut tidak cukup meyakinkan.


Kini, sebuah penelitian yang dilakukan ilmuwan dari Indiana University School of Public Health, Bloomington, menggunakan analisis yang cukup unik. Untuk pertama kalinya, penelitian mempertimbangkan efek masing-masing dari zat besi heme (ditemukan pada daging hewan), zat besi non heme (ditemukan pada makanan nabati), dan total zat besi pada orang-orang yang berisiko terkena penyakit jantung koroner.


Dalam penelitian terbaru yang akan dimuat di Journal of Nutrition, para ilmuwan menganalisis 21 studi sebelumnya yang melibatkan hampir 300.000 peserta selama sekitar 10 tahun.


Hasilnya, partisipan yang mengonsumsi lebih banyak zat besi heme mengalami peningkatan risiko terkena penyakit jantung sebesar 57 persen dibandingkan mereka yang menyantap zat besi heme paling sedikit. Sebaliknya, zat besi non heme dalam berbagai tingkat pola makan tidak terkait dengan peningkatan risiko penyakit jantung.


Zat besi merupakan komponen utama hemoglobin, yakni protein dalam sel darah merah yang mengangkut oksigen ke seluruh tubuh. Pada orang sehat, jumlah zat besi yang diserap dari makanan akan dibatasi ketika tubuh mendeteksi ada cukup zat besi dalam darah.


Zat besi heme diketahui banyak ditemukan pada daging sapi, segala jenis hati, kerang, tiram, dan moluska. Meski demikian, sebelum Anda benar-benar mengindari daging, perhatikan pula bahwa penelitian ini juga dilengkapi dengan beberapa peringatan.


Penelitian sebelumnya memperlihatkan bahwa vegetarian, terutama anak-anak sangat rentan anemia. Hal ini ditandai dengan tubuh lemah, lelah, kurang konsentrasi, dan kurang menangkap pelajaran.


Selain itu, peneliti mencatat bahwa diperlukan lebih banyak studi untuk menentukan apakah ada hubungan sebab akibat antara zat besi heme dan penyakit jantung.


Seorang ahli hematologi anak dari Johns Hopkins University School of Medicine, Dr John J. Strouse, mengatakan bahwa ada banyak potensi pembaur hubungan antara zat besi heme dengan penyakit jantung koroner. Potensi ini antara lain peningkatan lemak jenuh dan asupan rendah buah-buahan dan sayuran pada mereka yang mengonsumsi lebih banyak daging. (ita)


Sumber: Foxnews