Memburu Air Terjun Langka di Celah Bebatuan Australia




Air terjun Uluru di Australia. (Australian Traveller)




Air terjun Uluru di Australia. (Australian Traveller)



VIVAlife - Di Australia, terdapat sebuah gundukan batu pasir besar. Sekilas, batu itu tampak biasa. Namun, jika pelancong datang pada saat yang tepat, batu itu akan memancarkan fenomena langka.

Uluru, atau lebih dikenal sebagai Batu Ayers, mulanya memang dianggap landmark bebatuan biasa. Ia besar, tinggi, dan berongga di beberapa bagian. Yang membuatnya istimewa adalah guyuran air hujan.


Saat Australia diguyur hujan lebat, air terpecah-pecah di Batu Ayers. Monolit itu seakan mengucurkan air terjun di setiap jengkalnya. Dengan bersahaja air mengalir turun, deras tanpa canggung.


Air itu, bahkan mengubah warna Batu Ayers yang tadinya kecokelatan menjadi bergradasi ungu gelap. Itu terjadi saat air menyentuh batu.


Uniknya, hanya sekitar satu persen dari pelancong yang ke sana, bisa melihat fenomena langka itu. Sebab, wilayah sekitar Batu Ayers cenderung berupa padang pasir dengan curah hujan rendah.


Rata-rata curah hujan di sana sekitar 300 mm per tahun. Ada kala tertentu hujan bisa sangat lebat, yakni antara November hingga Maret. Namun, fenomena langka Batu Ayers tidak terjadi di setiap hujan.


Jika sudah terlanjur ke sana dan tak menemuinya, tak perlu kecewa. Sebab, pemandangan Batu Ayers saat langit terang pun cukup memesona. Ia seperti berkilau. Sinar matahari membuatnya keemasan.


Itu juga lokasi tepat memburu keindahan langit merah saat matahari terbit maupun terbenam. (asp)


Sumber: Amusing Planet