Ilustrasi Ibu Hamil (iStock)
VIVAnews - Penyebab autisme memang selama ini masih menjadi misteri bagi para dokter dan peneliti. Namun, saat ini sepertinya misteri tersebut telah terpecahkan.
Dikutip dari laman Kolotv.com, Sabtu 26 April 2014, autisme dimulai dari kehamilan, menurut para peneliti dari UC San Diego and the Allen Institute of Brain Science di Seattle.
Para peneliti telah menghabiskan waktu selama sembilan tahun belakangan untuk meneliti area otak mana yang berhubungan dengan autisme.
Setelah sembilan tahun, mereka menyimpulkan bahwa autisme dimulai sejak bayi masih di dalam kandungan akibat terjadi disrupsi pada otak di daerah cortex.
Studi tersebut juga menunjukkan bahwa aktivitas gen abnormal mampu menyebabkan disrupsi yang mengakibatkan autisme.
Temuan ini disebut-sebut mampu membantu peneliti menciptakan ragam terapi dan tindakan pencegahan.
Studi itu juga menunjukkan bahwa area pada otak yang terpengaruh karena terjadinya disrupsi saat kehamilan adalah atea cortex frontal fan temporal. Peneliti menemukan kelainan dengan melihat 25 penanda genetik yang ditemukan di sel-sel otak termasuk gen yang berhubungan dengan meningkatnya risiko autisme.
"Kami menemukan dengan melihat bukti pada otak dimulai di trimester kedua atau ketiga kehamilan," ujar Eric Courchesne, Direktur UC San Diego's Autism Center of Excellence sekaligus salah satu penulis senior studi.
Ia juga mengatakan, sistem otak bayi yang mengalami disrupsi saat masih di dalam kandungan adalah sistem otak yang penting dalam berkomunikasi, berbahasa dan bersosialisasi. Fungsi otak tadilah yang banyak terganggu pada anak yang menderita autisme.
Studi mengenai autisme dan kehamilan ini telah dipublikasikan di New England Journal of Medicine.
Peneliti juga mengatakan karena autisme bisa disebabkan oleh aktivitas genetik yang abnormal, maka ada kemungkinan dapat dicegah di kemudian hari.
Lebih banyak mapping genetik dan penelitian lebih lanjut yang dibutuhkan untuk mendapatkan pemetaan lengkap otak anak yang menderita autis. (eh)