Cara Jitu agar Anak Gemar Menyantap Sayuran




Berbagai cara dilakukan orangtua agar anak mereka gemar menyantap sayuran. (REUTERS/Mike Blake/Files)




Berbagai cara dilakukan orangtua agar anak mereka gemar menyantap sayuran. (REUTERS/Mike Blake/Files)



VIVAlife - Berusaha agar anak menyantap sayuran adalah tantangan tersendiri bagi orangtua. Kebanyakan anak menganggap sayuran kalah lezat ketimbang makanan cepat saji, seperti burger dan kentang goreng.

Berbagai upaya dilakukan orangtua agar buah hati mereka mengonsumsi sayuran. Mulai dari menambahkan saus keju hingga selai kacang pada sayuran.


Menurut studi terbaru, cara ini ternyata cukup efektif untuk membuat anak menyukai sayuran. Tak hanya itu, trik tersebut mampu mendorong anak memandang sayuran lebih positif.


Seperti dilansir kantor berita Reuters, anak-anak dari prasekolah di Amerika Serikat (AS) diberikan kubis Brussel yang telah ditambah krim keju untuk mengurangi rasa pahit pada sayuran.


Usai menyantap hidangan tersebut, anak-anak ini kemudian mengaku lebih banyak menyantap sayuran. Bahkan, meski sayuran tersebut disajikan polos tanpa tambahan apa pun.


Menurut para peneliti, strategi memasangkan sesuatu yang baru dengan sesuatu yang sudah disukai seseorang, dapat membantu mendorong anak-anak dan bahkan dewasa unuk menyantap lebih banyak buah serta sayuran.


"Hal ini memiliki potensi untuk mengubah kebiasaan makan anak-anak, termasuk makan lebih banyak sayuran. Dan, ini pada gilirannya akan memengaruhi obesitas," ujar salah seorang peneliti sekaligus psikolog dari Arizona State University, Elizabeth Capaldi-Phillips.


Dalam penelitian yang dipublikasikan Journal of the Academy of Nutrition and Dietetics, orangtua dari 29 anak-anak berusia antara 3-5 tahun mengisi survei tentang pandangan anak-anak terhadap 11 sayuran. Termasuk, apakah anak-anak ini pernah menyukai, tidak menyukai, atau belum pernah mencoba sayuran.


Kembang kol dan kubus Brussel berada dalam deretan sayuran yang paling tidak pernah disantap oleh anak-anak. Namun, kedua sayuran ini yang akhirnya digunakan untuk mengukur preferensi anak-anak dalam penelitian.


Anak-anak diberikan kembang kol atau kubis Brussel satu kali sehari selama tujuh hari. Mereka makan dalam sebuah kelompok yang terdiri atas 5-6 anak yang dipimpin peneliti atau guru. Sayuran direbus dan disajikan polos, tanpa krim keju manis, atau dengan krim keju manis.


Setelah periode pengondisian tersebut, anak-anak kemudian diberi sayuran biasa. Para peneliti menemukan bahwa anak-anak yang diberikan kubis Brussel dengan krim keju selama tahap pengondisian secara signifikan lebih menyukai sayuran tersebut ketimbang mereka yang hanya diberikan sayuran polos.


Para peneliti menekankan bahwa dalam studi ini, anak-anak menyantap sayuran yang baru mereka kenal dengan tambahan krim keju sebanyak tujuh kali sebelum akhirnya mau menyantap sayuran polos. Berbeda dari penelitian sebelumnya, di mana anak-anak mencoba beberapa makanan baru 8-10 kali sebelum mereka terbiasa dengan rasanya.


Menurut peneliti, strategi dengan menambahkan rasa pada sayuran tak hanya bekerja pada kubis Brussel, tetapi juga makanan dan sayuran lain.


"Anak-anak mengembangkan preferensi makanan di usia muda, namun cenderung sangat pilih-pilih pada usia ini. Jadi, penting untuk mempertahankan kebiasaan sehat yang akan bertahan sampai dewasa," ucap peneliti lainnya dari Arizona State University, Devina Wadhera. (art)