Ribuan Pasangan di Depok Bercerai, Apa Penyebabnya?




Angka perceraian di Depok mengalami peningkatan setiap tahunnya. (istock)




Angka perceraian di Depok mengalami peningkatan setiap tahunnya. (istock)



VIVAlife - Ironis. Di saat Kota Depok sibuk mengkampanyekan diri sebagai Kota Layak Anak dan Perempuan, Kementerian Agama (Kemenag) Kota Depok justru mencatat sebanyak 2.130 pasangan suami istri (pasutri) di Depok memilih bercerai. Mirisnya, angka itu cenderung mengalami peningkatan dibanding tahun-tahun sebelumnya.


Konselor Badan Penasihat Pembinaan Pelestarian Perkawinan (BP4) Kemenag Kota Depok, Frida menjelaskan, rata-rata kasus ataupun motif perceraian yang terjadi adalah karena tekanan ekonomi.


"Depok ini perekonomiannya tergolong tinggi. Dan banyak perceraian terjadi karena istri menuntut peningkatan ekonomi. Terlebih Depok ini banyak terdapat mal dan pusat perbelanjaan yang membuat masyarakat semakin konsumtif," kata Frida di Depok, Rabu, 2 Oktober 2013.


Angka perceraian di Kota Depok cenderung mengalami peningkatan tiap tahunnya. Pada tahun 2010, angka perceraian mencapai 1.788 kasus, di tahun 2011, tercatat ada 1.953 kasus dan di tahun 2012 ada sekitar 2.784 kasus. Sedangkan untuk tahun 2013, angka perceraian rata-rata perbulannya mencapai 250-260 kasus.


"Selain karena motif ekonomi, persoalan lain ialah KDRT dan adanya orang ketiga. Sayangnya, sangat sedikit yang memilih berkonsultasi," ujar Wakil Panitera Pengadilan Agama Kota Depok, Endang Ridwan. (adi)