Cara Redakan Nyeri Saat Berhubungan Intim




Pada wanita pascamenopause, bercinta sering mengakibatkan nyeri di organ intim. (healthism)




Pada wanita pascamenopause, bercinta sering mengakibatkan nyeri di organ intim. (healthism)



VIVAlife - Nyeri setelah berhubungan intim sering dirasakan wanita pascamenopause. Kondisi itu dinamakan dispareunia. Sekitar 25-45 persen wanita pascamenopause mengalaminya. Alasan paling umum: vulvovaginal. Maksudnya, organ intim wanita tak lagi mendapat manfaat dari hormon estrogen.


Pada wanita berusia 50 tahun ke atas, tingkat produksi estrogen memang lebih rendah. Dampaknya pada organ intim, ia tak lagi bisa mengeluarkan cairan lubrikasi serta tak mampu menumbuhkan sel-sel baru. Padahal, seiring waktu organ intim akan mengalami atrofi, yakni penyusutan jaringan atau organ.


Itulah yang menyebabkan timbulnya rasa nyeri seperti terbakar saat berhubungan intim dengan pasangan. Tak jarang, itu berakhir dengan pendarahan. Beruntung, kondisi itu masih bisa diatasi. Mengutip laman Healthy Women, berikut beberapa tips redakan rasa nyeri usai berhubungan intim.


Bantuan Estrogen


Cara paling mudah adalah memberi bantuan estrogen pada tubuh. Baik estrogen berbentuk pil, krim, cincin, maupun tablet yang beredar di pasaran, boleh dipakai. Jika menggunakan krim, pil, atau cincin sebaiknya lebih dulu berkonsultasi pada dokter.


Efek sampingnya bervariasi. Bisa sakit kepala, sakit perut, perubahan berat badan, perubahan gairah seksual, nyeri payudara, nyeri punggung, gatal-gatal, bahkan infeksi saluran pernafasan.


Pelumas Non-obat


Ada pula beberapa produk yang dirancang untuk meningkatkan kenyamanan seksual. Salah satu yang bisa dicoba adalah pelumas non-obat yang banyak dijual di pasaran. Produk itu dapat membantu melembabkan organ intim sehingga membuatnya tetap licin.


Hubungan Intim


Sebelum mencoba dua cara di atas, ada sebuah tips lain yang lebih sederhana: sering-seringlah bercinta. Semakin sering berhubungan intim, semakin kecil kemungkinan terkena atrofi vulvovaginal.


Pasalnya, seks dapat meningkatkan aliran darah ke organ intim. Dengan begitu, ia akan tetap sehat dan prima. Seks memperlambat organ intim kekurangan aliran darah yang mengakibatkan atrofi.