Duduk lama saat bekerja bisa sebabkan obesitas dan masalah jantung (ilustrasi) (iStock)
Duduk lama saat bekerja bisa sebabkan obesitas dan masalah jantung (ilustrasi) (iStock)
VIVAlife - Bekerja sambil duduk selama enam sampai tujuh jam bisa merugikan kesehatan. Berbagai penyakit serius seperti obesitas dan jantung berisiko menghampiri tubuh yang terlalu banyak duduk.
Penelitian Harvard bahkan menyebut, duduk sama mematikan seperti tembakau. Kedua hal itu telah bertanggung jawab untuk begitu banyak kematian di seluruh dunia.
Menurut Profesor Kevin Fenton, Direktur Nasional untuk Health and Wellbeing at Public Health England, segala bahaya duduk lama itu bisa diatasi dengan jeda berdiri dalam waktu tertentu.
Berdasarkan studinya, para pekerja harus berdiri setidaknya selama satu jam per hari. Entah itu saat mengunjungi kubikel kawan, makan siang, minum kopi sembari bercengkerama, dan sebagainya.
“Saya tidak mengatakan sejauh itu, bahwa duduk sama seperti tembakau. Sebab, duduk tidak adiktif. Tapi intinya kita perlu bergerak aktif, dan berdiri bisa membantu itu,” kata Fenton dalam Daily Mail.
Menurutnya, berdiri dapat memperbaiki postur tubuh, mengurangi sakit punggung, meningkatkan sirkulasi tubuh serta kesehatan jantung. Berdiri meningkatkan denyut jantung 10 ketukan per menit.
Itu bisa membakar kalori ekstra sebanyak 0,7 per menit, atau 50 kalori per jam. Berdiri selama satu jam, Fenton menyarankan, bisa dilakukan di pagi hari, sore hari, atau siang di sela-sela kesibukan.
Dari satu jam, itu bisa ditingkatkan secara bertahap. Ia juga menganjurkan pekerja lebih memilih tangga ketimbang naik elevator. Kalori yang terbakar lebih banyak, sekitar satu atau dua per menit.
Ditegaskan Fenton, bergerak penting untuk menjaga kesehatan jantung. Itu merupakan salah satu organ vital dalam tubuh. Bahkan, agar masyarakat lebih peduli untuk bergerak, Public Health England akan mengeluarkan pedoman beraktivitas untuk masyarakat Inggris.
Pedoman itu diharapkan dapat mendorong orang-orang lebih aktif bergerak, seperti berjalan-jalan, joging, naik angkutan umum dan berjalan ke kantor, dan sebagainya. Termasuk, soal berdiri.
Dikeluarkannya pedoman itu menyusul data mengejutkan soal jumlah obesitas di dunia yang membludak. Angkanya meningkat empat kali lipat dalam 25 tahun terakhir, itu mengkhawatirkan.
Menurut ahli, obesitas kini bukan disebabkan terlalu banyak makan, melainkan kurang bergerak. (ita)