Melangkah di Atas “Rayuan Pulau Kelapa”




Sepatu rancangan Marista Santividya yang terinspirasi lagu Rayuan Pulau Kelapa. (VIVAnews/Tasya Paramitha)




Sepatu rancangan Marista Santividya yang terinspirasi lagu Rayuan Pulau Kelapa. (VIVAnews/Tasya Paramitha)



VIVAlife - "Shoe love is true love". Rasanya tak ada ungkapan yang lebih tepat menggambarkan kecintaan wanita akan sepatu, selain kalimat tersebut.

Sepatu adalah salah satu item fesyen yang begitu digilai para kaum hawa. Berbagai jenis sepatu dengan warna, detail, dan tinggi hak wajib bertengger di lemari rumah.


Jika Anda salah satu wanita penggila sepatu, rasanya patut melirik koleksi sepatu unik ini. Terinspirasi dari lagu "Rayuan Pulau Kelapa", perancang sepatu Indonesia meluncurkan koleksi sepatu yang begitu trendi dan elegan.


Dinamakan Le Tropique, Marista Santividya meluncurkan koleksi sepatu musim semi/musim panas 2014 yang diperuntukkan bagi wanita urban yang aktif, mandiri dan gemar bertualang, berusia 27 sampai 45 tahun.


Ia mengaku lini sepatu yang dinamakan seperti namanya itu merupakan bentuk kecintaannya pada alam Indonesia.


"Saya memang selalu memberikan detail unik pada sepatu saya untuk ciri khas dan identitas. Kali ini detail tersebut terinspirasi dari alam pantai Indonesia," ungkap Marista kepada VIVAlife saat ditemui seusai peragaan tunggal perdana sekaligus peresmian butik sepatunya, Shoe etc di kawasan Kemang, Jakarta Selatan, Rabu, 21 Mei 2014.


Identitas Marista pada desain sepatunya itu pun kali ini diperlihatkannya dengan memberikan detail unik berupa hak dan tali sepatu yang bentuknya menyerupai daun pisang di koleksi sepatu bersol pasak atau wedges-nya.


Ada pula sepatu dengan hak meliuk yang mengacu pada gerak ombak di pantai.


Tak hanya wedges, wanita lulusan bidang aksesori dan sepatu di Istituto Europeo di Design, Roma, Italia ini pun meluncurkan rancangan sepatu lain seperti flat shoes, high heels dengan tinggi 9 hingga 12 sentimeter dan high heels bersol gemuk atau chunky.


Seluruh koleksi sepatu rancangannya tersebut terbuat dari bahan-bahan lokal seperti bahan dalam dan luar sepatu yang terbuat dari kulit ular piton Kalimantan, kulit kambing, domba serta sapi hingga lem sepatu.


Aspek kenyamanan pun dipahami betul oleh Marista, itu sebabnya sepatu-sepatu rancangannya dilapisi dengan kulit domba di bagian dalam, sehingga membuat sepatu lembut saat dipakai.


"Kualitas sepasang sepatu yang baik ditentukan oleh pengetahuan yang baik, kecakupan yang tinggi dalam pengerjaan dan bahan baku yang prima," ujar Marista.


Keseluruhan koleksi sepatu musim semi/musim gugur 2014 rancangan Marista tersedia dalam berbagai varian warna-warna natural seperti cokelat, hitam, ungu anggrek, dan hijau. Ia juga menyediakan layanan sepatu customized. Harga yang ditawarkan berkisar mulai dari Rp700 ribu hingga Rp4 juta.


Menurut desainer yang juga pernah belajar mengenai sepatu di Ars Sutoria Milan pada 2010, tak seperti perancang busana, belum banyak perancang sepatu di Indonesia yang memiliki lini sendiri. Itu sebabnya ia berharap semakin banyak perancang sepatu yang berani muncul dan meramaikan industri fesyen lokal.


"Justru jika desainer sepatu semakin banyak, bahan baku yang tersedia menjadi lebih banyak dan murah. Itu berarti saya dapat menjual sepatu-sepatu dengan bahan berkualitas tinggi dengan harga yang lebih terjangkau," tutur perancang yang juga memiliki lini sepatu kedua yang lebih playful dan dinamakan Shunique. (art)