Ketahui Beberapa Tipe Stroke




Stroke bisa disebabkan oleh sumbatan atau perdarahan akibat pembuluh darah yang pecah. (iStock)




Stroke bisa disebabkan oleh sumbatan atau perdarahan akibat pembuluh darah yang pecah. (iStock)



VIVAlife – Stroke masih menjadi momok kesehatan warga Indonesia. Penyakit ini terjadi karena pembuluh darah mengalami penyumbatan atau pecah, sehingga sebagian area otak tidak mendapatkan aliran darah.

"Padahal otak manusia membutuhkan aliran darah yang konstan membawa darah yang mengandung oksigen dan nutrisi," ujar ahli saraf, dr. Frandy SpS pada seminar kesehatan ETHICA Industri Farmasi di bilangan Kuningan, Jakarta, Selasa, 20 Mei 2014.


Lebih lanjut dr. Frandy menjelaskan bahwa terdapat berbagai tipe penyakit stroke, namun 85 persen kasus yang terjadi merupakan stroke sumbatan atau iskemik yaitu stroke yang terjadi karena sumbatan pembuluh darah.


Stroke iskemik pun terbagi menjadi dua macam yaitu stroke thrombolik dan stroke embolik.


"Stroke thrombolik terjadi ketika adanya gumpalan darah di dalam pembuluh darah arteri yang menyuplai darah ke otak. Sedangkan stroke embolik, gumpalan yang terjadi menyumbat pembuluh darah otak dari tempat lainnya di tubuh," ujarnya.


Pada stroke embolik biasanya gumpalan terjadi di pembuluh di jantung atau pembuluh darah besar lainnya. Tipe stroke lainnya yakni stroke perdarahan di mana terjadi karena akibat pecahnya pembuluh darah di otak yang menyebabkan darah menggumpal di jaringan otak.


"Penyebab utama pecah pembuluh darah ini adalah hipertensi atau darah tinggi. Penyebab lain biasanya aneurisma dan arterivenous malformation," ucap dr. Frandy.


Ia juga menjelaskan bahwa umumnya stroke perdarahan menyerang pasien saat sedang aktif beraktivitas. Sebaliknya stroke sumbatan (iskemik) biasa menyerang pasien saat sedang istirahat.



Cara cegah serangan stroke


Untuk mencegah serangan stroke, ada beberapa faktor risiko yang harus diketahui. Dr. Frandy menjelaskan, beberapa faktor risiko yang dapat menjadi pemicu serangan stroke yaitu: darah tinggi, diabetes, obesitas, merokok, kelainan bernafas saat tidur, penggunaan kontraseptif oral, penyalahgunaan alkohol, penyalahgunaan obat, kolesterol tinggi dan aktifitas fisik yang rendah.


Dr. Frandy mencontohkan, setiap peningkatan satu porsi buah-buahan dan sayuran maka risiko stroke akan turun sebesar 6 persen. Selain itu, olahraga dengan intensitas sedang selama 30 menit per hari juga mampu menurunkan risiko penyakit stroke.


"Apabila sudah pernah mengalami stroke atau mengalami gejala stroke sebaiknya segera mengendalikan faktor risikonya dengan cara kontrol ke dokter secara teratur, minum obat teratur dan menjalankan gaya hidup sehat," katanya. (ms)