Jerimoth Hill, Rhode Island, Amerika Serikat (Flickr/Basheer Tome)
Jerimoth Hill, Rhode Island, Amerika Serikat (Flickr/Basheer Tome)
VIVAlife – Dibandingkan Bukit Denali di Alaska yang punya ketinggian 20 ribu kaki di atas permukaan laut, Bukit Jerimoth di Rhode Island, Amerika Serikat, terlihat kerdil. Tingginya 812 kaki.
Tapi bukan soal tingginya yang menjadikan Bukit Jerimoth terkenal, melainkan karena sulitnya mendaki di sana. Jika berbicara ukuran, Bukit Jerimoth mungkin urusan kecil bagi pendaki handal. Konturnya yang terjal dan berbatu pun sebenarnya bukan merupakan halangan berarti.
Alasan yang menjadikan Bukit Jerimoth begitu menantang adalah sang pemilik, Henry Richardson. Dia menganggap Bukit Jerimoth adalah properti pribadinya dan karenanya, tidak ada siapapun yang boleh mendakinya. Tapi, pemandangan dari atas bukit yang begitu indah, serta tidak adanya garis pembatas yang memisahkan tanah Richardson dan tanah publik, membuat banyak pengunjung nekat menjelajah.
Richardson tidak kurang akal. Dia pun memasang detektor gerakan di setiap sudut bukit yang memberitahunya jika ada penyusup di bukit pribadinya. Sikap Richardson yang eksentrik dan larangan mendaki Bukit Jerimoth justru semakin menggosok rasa penasaran pengunjung.
Mereka yang ingin “menguji nyali”, biasanya mencoba menyelusup dan mendaki bukit mungil tersebut sekaligus menunggu aksi Richardson yang biasanya akan berteriak mengancam dan mengacungkan senjata. Kendati begitu, tidak terdapat catatan yang menyebut pengunjung terluka akibat aksi Richardson.
Sayangnya, banyak yang tidak terima dengan sikap overprotektif Richardson terhadap Bukit Jerimoth. Warga pun mengajukan tuntutan yang berujung pada penjualan Bukit Jerimoth di tahun 1998.
Kini, Bukit mungil tersebut bebas didaki. Namun, warga sekitar kerap menceritakan aksi eksentrik Richarson untuk melindungi bukitnya, yang membuat Jerimoth punya julukan baru, Bukit Terlarang. (eh)