Ilustrasi lansia bermain video game. (http://karuniamandiri.net)

Ilustrasi lansia bermain video game. (http://karuniamandiri.net)
VIVAlife - Permainan komputer sering disalahkan atas menurunnya prestasi belajar anak. Degradasi mental dan kesehatan juga dianggap dampak dari seringnya anak bermain komputer. Tapi ternyata, permainan elektronik itu punya efek mengejutkan untuk para lansia.
Penelitian terbaru menyebutkan, permainan komputer justru bisa membuat lansia berjalan lebih cepat. Keseimbangan tubuh mereka pun lebih prima dibanding mereka yang tidak pernah bermain komputer. Penelitian itu melibatkan para lansia berumur 83 tahun.
Seperti dilansir Reuters, para peneliti membagi 51 lansia ke dalam dua kelompok secara acak. Kelompok pertama memakai program pelatihan otak berbasis komputer, InSight selama 10 minggu. Sedangkan kelompok kedua, dipantau tanpa melakukan apa-apa.
Mereka yang disuguhi komputer, diminta memainkan tiga permainan: Road Tour, Jewel Diver, dan Sweep Seeker. Ketiganya merupakan permainan yang dirancang untuk melatih memori spasial, visual, dan kecepatan pengambilan keputusan. Tiga kali seminggu, selama satu jam mereka bermain.
Setelah 10 minggu berakhir, seluruh peserta dipertemukan kembali. Tak dinyana, mereka yang bermain komputer mampu bangkit dari posisi duduk dan berjalan beberapa detik lebih cepat dibanding yang lain.
Untuk memastikan, peneliti lantas membandingkan orang-orang yang berjalan paling lambat dari kedua kelompok. Mereka coba diganggu saat berjalan. Hasilnya tetap, mereka yang bermain komputer bisa lebih cepat berjalan meski diganggu, dibandingkan yang tidak bermain.
“Berjalan adalah tugas otomatis untuk orang dewasa, tapi jadi kurang otomatis untuk lansia. Mereka akan mempertimbangkan retakan jalan atau kemungkinan tersandung di trotoar, gangguan anak-anak yang melempar bola, kendaraan yang melintas,” kata Renae L. Smith-Ray, pemimpin penelitian dari Center for Research on Health and Aging di University of Illinois, Chicago.
Ternyata, permainan komputer membantu mental mereka untuk berpikir lebih cepat.
Namun, penelitian itu tak bisa digeneralisasi. Sebab, para peserta langsung dites setelah mendapat efek dari permainan komputer. Sedangkan, mental bisa terdegradasi dari waktu ke waktu. Belum dapat dipastikan juga apakah permainan komputer bisa diaplikasikan dalam kegiatan sehari-hari.
Lagipula, kondisi mental lansia berbeda-beda. Mereka yang terkena demensia, belum termasuk dalam penelitian itu. Bagaimanapun, Smith-Ray hanya mencoba merangsang kognisi para lansia. “Cara terbaik mengaktifkan kognisi yang sudah menua, adalah dengan secara teratur menantang otak,” katanya. (eh)
