Kenali Penyebab Bayi Lahir Besar




Jasleen lahir dengan berat 6,11 kg. (Facebook)




Jasleen lahir dengan berat 6,11 kg. (Facebook)



VIVAlife - Pada 2005, seorang wanita asal Brasil melahirkan bayi laki-laki, bernama Admilton. Anak kelima ini lahir dengan berat tujuh kilogram. Beberapa hari lalu, bayi cantik Jasleen lahir di Jerman dengan berat 13,47 pon atau sekitar 6,11 kg.

Dengan ukuran tersebut, bayi perempuan yang lahir pada 26 Juli lalu ini, bisa lahir secara normal. Dengan berat yang cukup besar Jasleen yang lahir di University Hospital di Leipzig, dalam kondisi sehat begitu pula dengan kondisi sang ibu.


Tetapi, ia harus menjalani perawatan intensif neonatal. Dilansir dari Daily Mail, diketahui ibunda dari Jesleen mengalami diabetes gestasional dan tak terdeteksi. Kondisi tersebut berdampak terjadinya makrosomia.


Makrosomia merupakan kondisi bayi lahir dengan ukuran lebih besar dari berat normal, melebihi 4000 gram. Kondisi ini terjadi karena sang ibu menderita diabetes selama kehamilan. Berat bayi bisa semakin bertambah dan dapat terus berkembang pada sekitar 24 minggu kehamilan.


Cara diabetes pengaruhi berat janin


Gestasional diabetes adalah jenis diabetes yang mempengaruhi wanita selama masa kehamilan. Mayoritas kasus yang ditemukan, gestasional diabetes berkembang di trimester ketiga atau setelah 28 minggu, dan umumnya akan menghilang setelah bayi lahir.


Diabetes sendiri merupakan kondisi di mana terlalu banyak glukosa dalam darah. Pada ibu hamil, kadar glukosa lebih tinggi dari kondisi normal (tidak hamil). Hal ini terjadi karena ketidakmampuan insulin untuk mendistribusikan glukosa ke seluruh tubuh.


Ketika kadar glukosa tak mampu dikendalikan atau tak terdeteksi selama masa kehamilan, maka dapat menyebabkan bayi lahir dengan ukuran besar. Kelebihan glukosa dalam darah ibu hamil, akan diteruskan ke janin atau bayi yang belum lahir. Efeknya adalah berat badan bayi terus meningkat.


Ada beberapa risiko bayi lahir dengan berat badan besar, yaitu ketidakmampuan melahirkan normal karena bahu bayi terjebak dalam panggul ibu selama persalinan. Komplikasi lainnya, berkaitan dengan risiko kelahiran prematur, hipoglikemia neonatal atau bayi lahir dengan glukosa darah rendah, serta kulit bayi yang kebiruan.