Salah satu ciri korban fesyen, selalu menggunakan busana bermerek (ilustrasi) (Reuters)
VIVAlife - Saat mengeluarkan banyak uang untuk berbelanja busana, wanita sering merasa frustrasi. Namun anehnya, seminggu kemudian wanita akan kembali berbelanja, bahkan lebih banyak lagi.
Godaan datang dari mana-mana, terutama perubahan mode dan harga diskon. Ketahuilah wanita, itu bukan cara terbaik mengikuti mode. Sebaliknya, justru mode yang membuntuti Anda ke mana-mana.
Ada baiknya mengontrol pengeluaran untuk berbelanja dengan bijak. Kecuali, Anda mau disebut “korban fesyen”. Mengutip laman Female First, berikut tujuh tanda Anda kecanduan dan jadi korban fesyen.
Bermerek
Anda tak pernah mau membeli pakaian di jalanan. Bagi Anda, menggunakan busana tak bermerek adalah hal memalukan. Bergaya tetap sama dalam satu musim juga hal tabu buat Anda.
Mengenali
Anda bisa mengenali model, perancang, dan waktu peluncuran busana apapun. Sementara kawan menyebut “busana yang bagus”, Anda memikirkan “Christian Dior Winter Fall Collection 2013”.
Gelisah
Saat tak bisa menebak merek atau perancang busana yang dikenakan seseorang, Anda merasa gelisah dan susah tidur. Rasanya seperti ada sesuatu tersimpan di kepala tapi tak bisa diungkapkan.
Merek jelas
Anda sangat mencintai busana yang mencantumkan nama mereknya secara jelas di bagian mencolok. Karena itu, merek Benetton, Bebe menjadi merek favorit Anda.
Gaya
Meski terlihat konyol, Anda akan memaksa mengenakan busana tertentu hanya karena itu tengah tren. Anda tak peduli itu tidak cocok untuk usia, karakter, dan bentuk tubuh. Yang penting, terlihat gaya.
Plester
Anda selalu membawa plester. Tujuannya, untuk mengantisipasi kaki yang lecet akibat memakai high heels. Tak peduli itu menyakitkan dan tak nyaman, asal terlihat gaya, Anda tetap mengenakannya.
Majalah fesyen
Berlangganan majalah fesyen juga menjadi ciri Anda. Namun, yang dibaca bukan hanya artikel penting. Anda bahkan tak ingin melewatkan setiap gambar, detail produk, sampai daftar isi atau indeks.