Studi: Orang Berwajah Menarik Jarang Sakit




Mereka yang dinilai berwajah tampan atau cantik, ternyata lebih kebal terhadap penyakit. [Foto ilustrasi] (iStock)




Mereka yang dinilai berwajah tampan atau cantik, ternyata lebih kebal terhadap penyakit. [Foto ilustrasi] (iStock)



VIVAlife – Anda merasa punya tampang menarik? Bersyukurlah, karena sebuah studi terbaru dari University of Cincinnati, Amerika Serikat, menemukan bahwa mereka yang dinilai berwajah tampan atau cantik, ternyata lebih kebal terhadap penyakit.

Studi tersebut melibatkan 15 ribu partisipan pria dan wanita dengan kisaran usia 24–35 tahun. Adapun penelitian dilakukan sejak para partisipan berusia 10 tahun.


Hasil penelitian yang diterbitkan di jurnal Evolution and Human Behaviour tersebut mengaitkan ketampanan dan kecantikan dengan gen-gen terbaik, yang juga berimbas pada kesehatan prima. Tidak hanya itu, mereka yang dinilai bertampang menarik juga memiliki kesempatan lebih besar dalam mewariskan kesehatan kepada anak-anak mereka.


Studi dilakukan dengan metoda wawancara dan kuisioner, tidak ketinggalan analisis data kesehatan partisipan. Mereka juga ditanyai mengenai riwayat kesehatan selama satu dekade terakhir.


Adapun mengenai tingkat ketampanan atau kecantikan, masing-masing partisipan diminta menilai diri sendiri lewat wawancara selama 90 menit. Para partisipan kemudian dibagi menjadi lima kategori, yakni sangat tidak menarik, tidak menarik, biasa saja, menarik, dan sangat menarik.


Dari hasil penelitian, diketahui adanya keterkaitan langsung antara kecantikan dan ketampanan dengan kesehatan. Dalam artian, semakin menarik seseorang, dia semakin kebal terhadap penyakit. Hal tersebut diketahui dari hasil wawancara yang menunjukkan mereka yang merasa diri menarik, punya pandangan yang lebih positif terhadap kesehatan, dan imbasnya, jarang terkena penyakit.


Mereka yang menarik juga punya risiko lebih rendah terserang penyakit akut seperti kolesterol, tekanan darah tinggi, diabetes, dan depresi.


Sementara itu, mereka yang menilai diri kurang menarik, tingkat kesehatannya terus menurun dan semakin memburuk di usia 50 tahun. Wanita yang menilai diri biasa saja juga kurang beruntung dalam mendapat pasangan hidup, yang berimbas pada peningkatan risiko depresi. Pria yang menilai diri tidak menarik, berakibat pada ketidaksuburan sperma.


“Kesimpulannya, mereka yang merasa diri menarik, akan punya penilaian positif terhadap diri sendiri, yang berimbas pada peningkatan kesehatan,” tutur Dr Nils Braakmann, pemimpin studi.


Selaras dengan kesimpulan tersebut, mereka yang menilai diri tidak menarik, juga tidak peduli pada kesehatan mereka. (art)

Sumber: Daily Mail