Bahaya di Balik Kebiasaan Menggigit Kuku




Ilustrasi menggigit kuku. (stock)




Ilustrasi menggigit kuku. (stock)



VIVAlife - Punya kebiasaan menggigit kuku? Anda mungkin mengelak, tapi itu bisa terjadi tanpa disadari. Saat cemas menunggu seseorang, menonton televisi, melamun, bahkan di tengah kemacetan.


Bagi sebagian orang, menggigit kuku merupakan respons tubuh atas stres atau gangguan psikologis lain.


Itu terdengar sebagai kebiasaan yang menjijikkan. Tak hanya itu, menggigit kuku juga berbahaya, seperti yang selama ini didengungkan para orangtua. Mengutip laman Time, berikut bahaya menggigit kuku.


Bakteri


Kuku adalah rumah nyaman bagi banyak bakteri, seperti Salmonella dan E.Coli. Saat Anda menggigit kuku, bakteri itu akan masuk ke mulut dan usus, yang bisa berakibat diare dan sakit pencernaan.


Cantengan


Secara jangka panjang, menggigit kuku bisa menyebabkan cantengan. Itu dipicu lecet pada kulit jari yang bisa menjadi sasaran bakteri untuk masuk. Jika terjadi pembengkakan, pembedahan harus dilakukan.


HPV


Human Papilloma Virus bukan hanya bisa menjangkiti genitalia wanita. Sebuah studi yang dipimpin periset vaksin HPV, Laura Koutsky menyebut, virus itu juga ditemukan di bawah kuku pria.


Ditambahkan Chris Adigun, dermatologis di Langone Medical Center, HPV bisa menyebar ke mulut.


Gigi


Menggigit kuku juga menyebabkan kesalahan oklusi gigi, atau cara gigi saling bersentuhan saat mengunyah. Dengan terbiasa menggigit kuku, posisi gigi bisa bergeser. Bisa juga menyebabkan infeksi.


Lantas, bagaimana menghentikan kebiasaan menggigit kuku? Richard Scher, seorang ahli gangguan kuku di Weill Cornell Medical College menyarankan memotong kuku hingga pendek secara teratur.


Untuk pecandu ringan, bisa memberikan pulasan tertentu pada kuku sehingga terasa pahit saat digigit. “Jika sulit berhenti, Anda bisa minta bantuan profesional seperti psikiater,” imbuhnya.