Pria Ini Punya "99 Nyawa"




Ian Fordrey suka bepergian. (Facebook/Ian Nobby Fordrey)




Ian Fordrey suka bepergian. (Facebook/Ian Nobby Fordrey)



VIVAlife - Di mana ada Ian Fordrey, di situ ada tragedi. Kematian seakan mengikutinya ke mana pun ia pergi. Dan Ian, seperti punya nyawa cadangan. Ia selalu bisa lolos dari kejadian tragis di sekitarnya.

Ian menjadi "pembawa bencana" sejak sekolah dasar. Usianya masih 11 tahun, saat orang tuanya amat khawatir atas perjalanan sekolah Ian ke Skotlandia. Rupanya, ada kecelakaan kereta.


Kecelakaan terjadi persis di belakangnya, tepat satu kereta setelah yang ia naiki.


Itu tidak terjadi hanya sekali. Setahun kemudian, dalam perjalanan sekolah ke Swiss, Ian mengalami kejadian serupa. Satu kereta setelahnya, kecelakaan di terowongan. Lagi-lagi, Ian selamat.


Sejak saat itu, kejadian demi kejadian aneh ia alami. Pernah suatu ketika, Ian bepergian dengan feri ke Belgia. Sambil minum di bar, jarinya menyentuh langit-langit kapal. Sentuhannya menghancurkan.


"Bangunan ini sudah sangat rapuh," komentarnya waktu itu. Sebulan kemudian, pria 52 tahun itu menonton berita mengejutkan di televisi. Sebuah feri terbalik, 193 orang meninggal dunia.


Itu adalah feri yang sama yang dinaiki Ian sebulan sebelumnya. Ian juga pernah melihat bom meledak di depan matanya, saat ia secara acak memilih tempat makan siang.


Mengutip Daily Mail, Ian pernah melewati tiga kecelakaan kereta, tiga kecelakaan pesawat, dua ledakan bom, dan empat kebakaran besar.


Sebuah gedung meledak dan menewaskan banyak orang, 20 menit setelah Ian pulang dari mengantar paket ke sana. Helikopter tabrakan, hanya 10 menit setelah Ian beranjak dari sana.


Ia pernah hampir masuk ke sebuah restoran tapi urung, dan mendadak kebakaran terjadi di sana.


"Aku tak tahu, apakah itu beruntung atau sial," ungkapnya. Yang jelas, Ian dijuluki pembawa bencana oleh teman-temannya. Ia juga dianggap punya nyawa bukan hanya sembilan seperti kucing, melainkan 99 nyawa.


Tak ayal, Ian pernah merasa amat bertanggung jawab terhadap bencana yang terjadi di dekatnya. "Aku pernah berpikir, jika aku tetap diam di sini, sesuatu akan terjadi," katanya menuturkan.


Jika ia punya pibadi paranoid, Ian akan menghabiskan seluruh usianya dengan mengurung diri di ruang sempit. Namun, itu tak ia lakukan. Ian tetap menikmati hidup, bepergian ke mana pun suka.


Meski sebagian besar kecelakaan terjadi saat ia sedang liburan, Ian tetap meluangkan waktunya menjelajah dunia. Beberapa orang berpikiran sempit bahkan memilih di dekatnya demi keamanan.


"Aku tidak takut mati. Tetapi, aku juga belum mau," ujarnya santai. (asp)