Jasad Wanita Baru Ditemukan Setelah Meninggal 6 Tahun




Ilustrasi orang meninggal. (iStock)




Ilustrasi orang meninggal. (iStock)



VIVAlife - Anne Leitrim seolah ditelan bumi. Tak ada yang melihat nenek 70 tahun itu lagi sejak 2008. Tetangganya mengira ia pindah. Flatnya di Bournemouth, Dorset, Inggris terlihat tak berpenghuni.


Baru beberapa waktu lalu, saat petugas pengadilan mendatangi bangunan itu karena tak membayar hipotek, disadari Leitrim telah meninggal sejak enam tahun lalu. Jenazahnya telah amat membusuk.


Petugas mengetuk pintu dan tak ada jawaban. Mereka pun mencoba masuk lewat dua jendela yang terbuka. Dalam rumah itu gelap dan suram. Betapa kaget mereka menemukan jasad di lantai flat.


Empat tahun setelah meninggal, Leitrim masih membayar hipoteknya. Rupanya itu dilakukan secara otomatis melalui rekening banknya. Baru Mei tahun lalu, pembayarannya mandek. Petugas curiga.


Tetangganya langsung merasa bersalah karena tak pernah mencoba mengecek keberadaan wanita beraksen Skotlandia itu. Mereka bahkan pernah bercanda soal flat Leitrim yang ditinggalkan begitu saja.


“Mobilnya tidak ada, jadi kami mengira dia telah pindah. Saya tak percaya mereka menemukan mayatnya di dalam sana,” kata Ruth Evans, yang tinggal dalam gedung yang sama selama enam tahun.


Debbie Small, yang tinggal di tempat yang sejalan dengan bangunan itu, juga amat terpukul. “Ini tempat yang ramah, orang saling menyapa. Saya tak percaya kami tak tahu ada yang meninggal,” ungkapnya.


Apalagi, tidak ada sanak saudara yang terlihat pernah mengunjungi Leitrim di tempat itu.


Darurat lansia kesepian


Fenomena itu menggugah kesadaran warga Inggris untuk lebih peduli terhadap lansia. The Silver Line, sebuah sambungan telepon gratis untuk lansia yang kesepian, langsung merasa terpanggil angkat bicara.


Begitupula Charity Contact the Elderly, penawar persahabatan hangat untuk mereka yang berusia 75 tahun ke atas dan hidup sendiri. Menurut badan amal itu, Inggris tengah darurat lansia kesepian.


Badan itu menyebutkan, jumlah lansia yang terisolasi dari kehidupan sosial di Inggris telah mencapai puncaknya. Itu didukung studi yang dilakukan Qa Research, bahwa satu dari lima lansia kesepian.


Trevor Lyttleton, Ketua Charity Contact the Elderly menyebutkan, kondisi darurat soal lansia yang kesepian itu tak boleh diabaikan.


“Selama hampir 50 tahun kami fokus pada penyediaan solusi yang efektif secara biaya, tapi permintaan terhadap layanan tak pernah tinggi,” katanya dalam Daily Mail.


Menurutnya, formula yang ia tawarkan berupa percakapan dan jamuan minum teh sangat efektif. Tapi, ia kesulitan menjangkau para lansia kesepian lebih luas lagi, tanpa relawan maupun donatur.