Sama-sama Capai Klimaks Saat Bercinta: Mitos atau Fakta?




Ilustrasi pasangan bercinta. (iStock)




Ilustrasi pasangan bercinta. (iStock)



VIVAlife - Konon, sebuah percintaan akan berada pada puncak kenikmatan saat pasangan berhasil mencapai klimaks bersama. Menurut pakar seksual Tracey Cox, itu hampir mustahil.


Dalam film-film panas, fenomena itu dibuat selalu terjadi. Namun, di kehidupan nyata, percayalah, hanya sedikit pasangan yang mengalaminya. Sebab, kemampuan pria dan wanita mencapai klimaks tidak sama.


Menurut Daily Mail, sebanyak 75 persen pria dipastikan selalu bisa mencapai klimaks saat bercinta. Sedangkan wanita, hanya 30 persen yang bisa mencapai klimaks.


Soal waktu menikmati klimaks pun tak sama. Menurut beberapa penelitian, pria bisa menikmatinya antara lima hingga 13 detik. Klimaks wanita, dirasakan selama 12 hingga 30 detik.


“Secara matematika atau hitungan waras, hampir tidak mungkin pasangan mencapai klimaks dalam waktu yang sama persis,” ujar Tracey menegaskan. Sayang, pasangan masih mengupayakannya.


Alhasil, bercinta tak bisa dinikmati, melainkan dianggap beban. Bagi mereka, tujuan bercinta adalah mencapai klimaks bersama. Itu bisa menyebabkan stres dan justru tak saling bisa mencapai klimaks.


Ubah Paradigma


Tracey lantas menyarankan, lebih baik masing-masing saling memuaskan pasangan. “Bukankah lebih logis dan tidak perlu stres jika mendorong klimaks secara bergantian?” ia bertanya retoris.


Ada paradigma yang perlu diubah, lanjut Tracey. Yakni, menganggap klimaks sebagai kenikmatan kejutan yang datang tiba-tiba, bukan sebuah tujuan yang memang dicari sejak awal.


“Ketika sudah sama-sama bisa menikmati, aktivitas seksual akan terasa lebih intensif. Pasangan akan lebih mudah mencapai klimaks, semoga saja waktunya bersamaan,” tutur Tracey lagi. (ren)