Menengok Pesona Pagoda Batu di Bibir Tebing




Pagoda Shwedagon yang berdiri di atas batu emas di Gunung Kyaiktiyo, Myanmar. (REUTERS/Soe Zeya Tun)




Pagoda Shwedagon yang berdiri di atas batu emas di Gunung Kyaiktiyo, Myanmar. (REUTERS/Soe Zeya Tun)



VIVAlife - Gunung Kyaiktiyo, Myanmar, menjadi destinasi utama wisatawan di Myanmar. Kendati tidak mudah dicapai, mereka berusaha keras untuk tiba di puncak setinggi 1100 meter tersebut. Apa yang mereka cari? Tidak lain dan tidak bukan adalah bangunan istimewa yang bertengger di puncak.

Decak kagum terlontar ketika menatap sebuah batu emas raksasa. Tinggi batu mencapai 7,6 meter dan satu hal yang paling mengagumkan, pagoda dengan ukuran 7,3 meter berdiri di atasnya.


Pagoda bernama Shwedagon tersebut, merupakan salah satu dari tiga tempat ibadah paling suci di Myanmar. Pengunjung singgah dengan maksud ziarah, juga menengok pesona batu emas yang berdiri di bibir tebing tersebut. Walau bobot batu terlihat tak ringan, benda tersebut tak jatuh ke bumi meski melawan gaya gravitasi.


Alasan lain mengunjungi Gunung Kyaiktiyo adalah panoramanya. Mata bisa lepas memandang ke arah 360 derajat, tapi perlu diingat bahwa kunjungan sangat padat saat bulan November hingga Maret.


Ada beberapa hotel di puncak gunung, tapi lebih berkesan jika tinggal di Desa Wisata Kinpun yang memiliki suasana tenang, di kaki gunung. Jika Anda tinggal di Kinpun, ada baiknya tiba pada sore atau malam hari, sehingga ada memiliki kesempatan untuk melihat matahari terbit di puncak gunung.


Perjalanan ke Gunung Kyaiktiyo tergolong tak mudah, wisatawan harus menyiapkan nyali menumpang truk dengan rute menanjak selama 6 jam, kendati demikian lanskap hutan sangat spektakuler menemani perjalanan. Bagi pecinta petualangan, Gunung Kyaiktiyo juga bisa didaki.


Jika pengunjung ingin melengkapi perjalanan relijius, ada ritual peletakkan daun emas di atas batu, tapi hanya bisa dilakukan oleh para pria. Puncak kemeriahan Gunung Kyaiktiyo diselenggarakan di bulan Desember, lewat acara “The Nine Thousand Lights Festival”. Acara ini mempersembahkan makanan saat fajar, serta pencahayaan lilin ketika malam sehingga puncak gunung tetap terlihat bersinar. (eh)