Pengakuan Pria Kanibal di Afrika: Balas Dendam




Ilustrasi pria psikopat. (Allseriestv)




Ilustrasi pria psikopat. (Allseriestv)



VIVAlife - Sebuah pembunuhan sadis terjadi di Republik Afrika Tengah. Ouandja Magloire, yang menyebut dirinya Mad Dog, menyerang seorang pria, memukul, menusuk, serta membakarnya. Lalu, sebuah video rekaman menunjukkan Mad Dog memakan kaki pria itu.


Ironisnya, meski terjadi di tengah kota, tak seorang pun berani ikut campur terhadap tindakan main hakim sendiri itu. Mad Dog mengikuti korbannya di sebuah minibus, lalu bersama sekitar 20 orang gerombolannya menyeret pria itu keluar. Di lokasi terbuka, pria itu dibuat meregang nyawa.


Dilansir laman BBC, Mad Dog mengaku tindakan nekatnya itu didasari balas dendam. Menurut Mad Dog, pria itu lebih dulu membunuh istrinya yang sedang hamil, juga adik ipar bersama bayinya. Mad Dog gelap mata. Dalam pikirannya, yang terpenting nyawa harus dibalas nyawa.


Tindakan keji itu terjadi di tengah konflik religi yang meruncing di Republik Afrika Tengah. Konflik itu menimbulkan kekerasan sektarian yang pertama muncul sekitar Maret 2013. Akibat makin maraknya konflik, Presiden Michel Djotodia mengundurkan diri, Jumat lalu.


Sekitar 20 persen dari 4,6 juta warga pun memilih meninggalkan rumah agar tak terlibat konflik itu. Namun belakangan, gencatan senjata yang ditengahi militer Prancis membuat konflik mereda. Kasus kanibalisme Mad Dog sendiri sebenarnya amat jarang terjadi di sana.


Mengapa kanibal?


Menurut seorang kriminolog, Deborah Schurman-Kauflin kanibalisme sudah ada sejak masa lampau. Tujuan awalnya, seperti dilansir laman Psychology Today, bisa untuk mendapatkan kekuatan musuh dalam perang, atau sebagai sarana menakut-nakuti lawan.


Namun jika ada orang yang menjadi kanibal karena kepuasan, artinya mereka psikopat. Dalam keseharian, biasanya orang seperti itu cenderung kesepian. Bagi mereka, menguliti, memotong, dan memakan tubuh korbannya mengaktifkan pusat kesenangan di otak.


Mereka menganggap memotong tubuh korban sangat memuaskan. Efeknya, mereka merasa berkuasa dan percaya diri karena bisa melakukan satu hal yang tidak semua orang bisa lakukan. Setiap kali memotong tubuh, mereka merasa lebih baik.


Bagi kanibal yang kesepian, memakan tubuh korban adalah cara mengisi kekosongan. Sebab, mereka adalah penyendiri ekstrem yang tak punya kawan berinteraksi. Memastikan korban bersamanya, membuat mereka tak pernah merasa sepi dan sendiri


Kanibal yang lain, melihat korban benar-benar sebagai “mangsa” buruan. Korban bisa saja hanya berada pada tempat dan waktu yang salah. Atau, bisa saja mereka benar-benar marah seperti kasus Mad Dog. Sayangnya, tidak mudah memprediksi apakah seseorang kanibal.


“Mungkin ada tanda-tanda pada masa remaja, seperti membunuh hewan kecil dan minum darah mereka. Namun, pelaku berusaha keras untuk menyembunyikan perilaku ini,” ujar Deborah.