Pekan Budaya Jogja 2013: Cara Asyik Selami Budaya Yogyakarta




Pertunjukan wayang akan jadi salah satu kegiatan di Pekan Budaya Jogja 2013. (http://afrikenz.blogspot.com)




Pertunjukan wayang akan jadi salah satu kegiatan di Pekan Budaya Jogja 2013. (http://afrikenz.blogspot.com)



VIVAlife - Meski kentalnya budaya masih melingkupi Yogyakarta, ada tendensi modernisme yang terus menggempur di luar sana. Anak muda lebih tertarik menggebuk drum ketimbang mendentingkan gamelan. Sama seperti mereka lebih suka belanja di mal ketimbang berburu batik di pasar tradisional.

Jika itu terus dibiarkan, kelamaan tabir budaya akan tergeser. Lantas luruh menjadi sekadar puing-puing sejarah. Untuk kembali menguarkan semangat budaya lokal itulah, Badan Perpustakaan dan Arsip Daerah Istimewa Yogyakarta menggelar Pekan Budaya Jogja 2013.


Selama dua hari, Sabtu, 14 Desember 2013 hingga Minggu, 15 Desember 2013, meriahnya apresiasi budaya akan digelar di Lapangan Paseban, Bantul, Yogyakarta. Priambodo Adi Nugroho, Relasi Media Pekan Budaya Jogja 2013 menuturkan, tema yang diusung kali ini adalah: “Seberapa Asli Jogjamu”.


Tema itu mengandung semangat menebarkan pengetahuan soal betapa istimewanya budaya Yogyakarta. “Kita mendorong agar nilai-nilai budaya yang hampir punah ini dikenalkan lagi pada masyarakat, dengan harapan mereka mencintai budayanya sendiri,” kata Priambodo.


Berbagai kegiatan digelar, di antaranya: lomba panahan Jemparingan, eksibisi permainan tradisional, mobil perpustakaan keliling, screening video dan diskusi film dokumenter, penamppilan tari Jampi Gugat, pertunjukan wayang kancil Ki Ledjar Soebroto, lomba Nggrabahi (stand up comedy berbahasa jawa), festival Jathilan, serta pentas Nggoleki Jimate Basiyo dengan sutradara Harto Basiyo.


Meski semua berbau budaya, acara tak lantas terkesan kuno dan membosankan. Semua dikemas dengan menarik. “Harus ada modifikasi dari budaya itu sendiri. Disesuaikan dengan kemajuan zaman, tapi tidak keluar dari pakem kesenian itu sendiri,” ujar Priambodo lagi. (ren)