Haggis kini banyak disajikan di hotel bintang lima dan restoran mewah Skotlandia. (eatingplace.wordpress)

Haggis kini banyak disajikan di hotel bintang lima dan restoran mewah Skotlandia. (eatingplace.wordpress)
VIVAlife - Aneka jeroan seperti usus, paru, dan hati bukan makanan populer di negara-negara selain Asia. Kalau di Indonesia itu diburu atas nama kelezatan, kebanyakan negara Barat justru menyia-nyiakannya. Jeroan dijual sangat murah, bahkan diberikan pada hewan peliharaan.
Namun masyarakat Skotlandia, salah satu negara di Eropa, punya selera yang berbeda. Seperti orang Indonesia, lidah mereka begitu cocok dengan aneka makanan berbahan jeroan. Salah satu hidangan khas mereka, bahkan terbuat dari jeroan domba. Haggis, namanya.
Mengutip Food Beast, makanan itu terdiri atas campuran jantung, hati, paru-paru, serta jeroan domba lain. Semua dicincang dan dihaluskan. Lalu, dicampur dengan bumbu seperti bawang Bombay, oatmeal, cabai, lemak, garam, merica, dan rempah-rempah.
Setelah dibumbui merata, ia dimasukkan kulit pembungkus sosis atau perut domba. Kemudian, diikat dan direbus berjam-jam di air kaldu.
Bentuknya memang aneh. Tapi aroma dan rasanya begitu menggoda. Gurih, berpadu dengan cita rasa unik khas rempah dan jeroan. Haggis dianggap makanan tradisional Skotlandia, karena resepnya diyakini telah ada sejak zaman pertengahan. Saat itu, haggis sering dikonsumsi masyarakat kelas bawah yang tidak mampu membeli daging.
Kini, zaman telah berubah. Tradisi pun berganti. Dari makanan kaum proletar, haggis justru menjadi hidangan mewah di Skotlandia. Begitu banyak hotel bintang lima dan restoran mewah yang menyajikan haggis dengan racikan bumbu spesial. Ia jadi menu hidangan fine dining.
Di rumah-rumah, masih banyak pula masyarakat lokal yang memasak haggis untuk disantap saat sarapan. Bersama telur mata sapi, daging asap, roti, dan kacang-kacangan yang telah direbus, sajian itu makin terasa nikmat. (ren)
