Gumpalan kabut menutupi kawasan Mather Point di Taman Nasional Grand Canyon di Arizona, Amerika Serikat, Jumat (29/11/2013). (REUTERS/NPS photo by Erin Whittaker/Handout via Reuters)
VIVAlife - Awan tebal mendadak bergerumul di langit, membentuk lautan kapas putih yang spektakuler dan langka di Taman Nasional Grand Canyon. Semua pengunjung dan petugas taman nasional benar-benar dibuat takjub.
Fenomena itu terjadi akhir November lalu. Dari atas tebing Grand Canyon yang tingginya mencapai 690 meter, pengunjung mendapatkan pemandangan paling romantis selama beberapa dekade terakhir.
“Hari itu orang beraktivitas seperti biasa. Tiba-tiba awan berkumpul, kami terkejut dan berjalan ke tepi untuk mengambil gambar,” kata Erin Huggins, pemimpin Taman Nasional Grand Canyon, seperti dikutip dari LA Times.
Huggins sudah beberapa kali melihat inversi awan itu, tapi biasanya terjadi dengan sangat cepat. Berbeda dengan fenomena terakhir. Lautan awan itu tetap menggumpal selama 3 sampai 4 hari. Menjadikan Grand Canyon seperti negeri di atas awan.
“Bos saya sudah 20 tahun bekerja di sini, tapi ia baru pertama kali melihat sesuatu yang seperti ini, sangat menakjubkan,” lanjut Erin.
Sejak Desember 2004, fenomena itu memang baru terjadi lagi sekarang. Pertama kali terjadi pada 1952. Sejak tahun itu, hingga kini, hanya pernah 12 kali ada fenomena semacam itu.
Robert Bohlin, ahli meteorologi untuk National Weather Service di Arizona menjelaskan soal itu. Awan tebal itu terdiri atas dua belas lapisan inversi yang terjadi karena hujan lebat di wilayah tersebut.
Semakin tinggi permukaan, biasanya suhu udara pun semakin dingin. Tapi, saat itu, Matahari juga memancarkan sinarnya menghangatkan tanah. Kondisi itu membuat air hujan menguap dan mengental hingga menjadi lautan awan.
Proses itu disebut inversi, yang terjadi karena udara dingin terjebak di bawah lapisan udara hangat. Saksikan foto-foto inversi awan di Grand Canyon, dalam galeri ini . (art)