Moët & Chandon Champagne dijual di mesin otomatis di Inggris. (Pursuitist)

Moët & Chandon Champagne dijual di mesin otomatis di Inggris. (Pursuitist)
VIVAlife - Mesin-mesin penjual otomatis yang berjajar di sudut pusat perbelanjaan, membuat transaksi jual beli jadi lebih praktis. Tinggal masukkan uang kertas atau koin dan memencet tombol, barang yang diinginkan sudah bisa didapatkan.
Di Indonesia, umumnya mesin-mesin itu menjual minuman ringan. Tapi di beberapa negara lain, barang yang dijual lebih bervariasi.
Di Australia, mesin penjual otomatis menjajakan pisang. Di China, ada mesin yang menjual kepiting hidup. Di Singapura, mesin menjual kentang tumbuk.
Yang terbaru, di Inggris, botol sampanye berkapasitas 200 mililiter dijual melalui mesin itu. Inovasi itu seakan membuat mesin penjual otomatis jadi lebih berkelas.
Mesin otomatis yang menjual sampanye itu dipajang di sebuah pusat perbelanjaan di London, Selfridge’s. Sampanye merek Moët & Chandon Champagne itu didesain dengan botol mewah mirip kaca. Ia dibungkus kertas emas dan fitur art deco yang terinspirasi kristal Swarovski.
Sampanye itu dijual dengan harga US$29, atau setara dengan Rp340 ribu. Tentu itu nominal yang terlalu banyak untuk memasukkan uang ke dalam mesin.
Karena itu, sistem pembayaran mesin penjual otomatis itu berbeda dengan lainnya. Alih-alih memasukkan uang dalam mesin, pembeli tetap harus melangkah ke kasir untuk membayar.
Tombol merah di mesin disediakan untuk mengambil botol, kemudian baru dilakukan pembayaran manual. Tujuannya, mendekatkan Moët & Chandon Champagne ke konsumen.
Ini bukan satu-satunya inovasi yang pernah dilakukan perusahaan minuman. Sebelumnya, sudah ada minuman anggur yang dijual di mesin otomatis. Beberapa minuman juga dijual dalam kemasan kaleng. Ada pula sampanye yang dijual bersama ember esnya. (umi)
