Benarkah 30 Tahun Jadi Usia Tepat Untuk Menikah?




Pernikahan saat ini banyak dipandang sebagai sebuah kewajiban, bukan fase hidup baru. (iStockphoto)




Pernikahan saat ini banyak dipandang sebagai sebuah kewajiban, bukan fase hidup baru. (iStockphoto)



VIVAlife - Saat ini, banyak pria dan wanita memilih usia 30 tahun untuk melepas masa lajang. Karier, tingkat kemapanan, dan ketidaksiapan berkomitmen menjadi sederet alasan umum bagi setiap pasangan untuk menunda pernikahan. Namun jika Anda salah satu diantaranya, sebaiknya Anda lebih waspada. Pasalnya, sebuah penelitian menemukan dampak negatif dari penundaan pernikahan.


Dalam sebuah laporan studi, National Marriage Project, dikatakan bahwa para pria dan wanita lajang yang hampir mencapai usia 30 tahun dilaporkan memiliki tingkat depresi yang lebih tinggi dan kepuasan hidup yang lebih rendah dibandingkan mereka yang telah berumah tangga.


Melansir Huffington Post, para pria dan wanita lajang saat ini cenderung melihat pernikahan sebagai hal yang wajib dilakukan ketimbang fase kehidupan baru.


Sebanyak 91 persen dari mereka mengatakan, mandiri secara finansial menjadi salah satu pertimbangan penting sebelum memutuskan untuk menikah. Meski begitu, menunda pernikahan dapat berdampak baik pada beberapa orang. Biasanya terjadi pada wanita karir. Hal ini dikarenakan banyak wanita yang mengalami peningkatan karir dan penghasilan yang lebih signifikan jika menunda pernikahan hingga usia 30 tahun.


Sebuah studi yang dilakukan tahun 2012 lalu oleh sebuah perusahaan economic forecasting economic, IHS Global Insight menemukan, banyak orang yang menunda pernikahan lebih dikarenakan alasan keuangan.


Sedangkan laporan studi lain yang dilakukan tahun 2011 oleh Cornell University menemukan, rasa takut akan perceraian juga merupakan alasan banyak orang menunda pernikahan.