Kemenkes: Angka Kematian Ibu Masih Tinggi




Tahun 2013, angka kematian ibu mencapai lebih dari 6000 orang. (istock)




Tahun 2013, angka kematian ibu mencapai lebih dari 6000 orang. (istock)



VIVAlife - Menteri Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat H.R. Agung Laksono bersama Menteri Kesehatan Nafsiah Mboi menghadiri rapat koordinasi (rakor) Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi, di Kantor Kementerian Koordinator Bidang Kesejahteraan Rakyat di Jakarta.

Nafsiah Mboi mengungkapkan masalah kesehatan dan gizi pada awal kehidupan di Indonesia cenderung mengalami kemajuan. Tahun 2014 Indeks daya saing Indonesia berada pada posisi 47 dari 187 negara.


"Perlu adanya kerja lebih keras lagi, walaupun sudah terjadi peningkatan yang cukup signifikan selama berlangsungnya Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi ini, namun belum dikategorikan aman," katanya.


Menurut data dari Kemenkes, tercatat pada 2013 ada sekitar 6.000-an angka kematian ibu. Tingginya angka kematian ibu berimbas pada meningkatnya angka kematian balita, bayi dan neonatal.


Menanggapi hal ini, Agung Laksono menyebutkan pemerintah akan menindaklanjuti percepatan perbaikan gizi.


"Harus semua kementerian lembaga maupun provinsi bekerja lebih keras untuk menggenjot program-program yang sudah ada," ujarnya.


Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi bertujuan meningkatkan penanganan masalah gizi, dengan fokus pada 1.000 hari pertama kehidupan yaitu janin dalam kandungan, bayi dan anak usia 6 – 23 bulan, termasuk ibu hamil dan ibu menyusui.


Pemerintah mendukung gerakan tersebut dengan menetapkan Peraturan Presiden Nomor 42 tahun 2013 tentang Gerakan Nasional Percepatan Perbaikan Gizi dan ditetapkan oleh Presiden RI Susilo Bambang Yudhoyono pada tanggal 24 Mei 2013.