Studi: Otak Pria Ternyata Lebih Besar dari Wanita




Ukuran otak pria secara umum lebih besar dari wanita. (www.dailymail.co.uk)




Ukuran otak pria secara umum lebih besar dari wanita. (www.dailymail.co.uk)



VIVAlife - Pria dan wanita memang tidak diciptakan sama. Bukan hanya bentuk fisik, ukuran otak mereka pun berbeda. Beberapa penelitian pernah mengungkap, bahwa pria memiliki otak dengan ukuran yang lebih besar dari wanita. Studi tersebut kembali dibuktikan oleh penelitian terbaru Cambridge University.


Dengan mempelajari lebih dari 20 tahun penelitian mengenai ilmu saraf, para peneliti ini mampu memetakan perbedaan signifikan antar jenis kelamin, terutama yang berhubungan dengan otak.


"Untuk pertama kalinya kita bisa melihat seluruh literatur yang luas dan mengkonfirmasi bahwa ukuran otak dan struktur yang berbeda pada pria dan wanita," ujar pemimpin penelitian, Amber Ruigrok, dilansir Daily Mail.


Ruigrok juga mengungkapkan bahwa jenis kelamin tidak bisa lagi diabaikan dalam penelitian mengenai saraf, terutama saat menyelidiki kondisi kejiwaan yang lebih umum.


Penelitian yang akan diterbitkan dalam jurnal Neuroscience and Biobehavioral Reviews ini, melakukan 218 penelitian yang berbeda. Hasilnya ditemukan bahwa rata-rata volume otak pria lebih besar dari jumlah volume otak wanita, yaitu sekitar 8 hingga 13 persen.


Tidak hanya itu, rata-rata pria juga memiliki volume otak absolut yang lebih besar dari wanita, baik dalam ruang intrakranial yang ditempati oleh jaringan otak, darah, dan cairan serebrospinal, hingga cerebrum dan otak kecil.


Sistem Limbik


Jika dilihat lebih dekat, para peneliti juga menemukan perbedaan volume otak antara pria dan wanita itu terletak di beberapa daerah, terutama pada bagian yang termasuk dalam sistem limbik, yang berkaitan dengan emosi dan sistem bahasa.


Penelitian ini diharapkan dapat memberikan implikasi besar untuk penelitian autisme dan depresi.


"Perbedaan jenis kelamin dalam sistem limbik mencakup area yang sering terlibat dalam kondisi kejiwaan dengan rasio bias jenis kelamin, seperti autisme, skizofrenia, dan depresi," ujar Profesor John Suckling dari Departemen Psikiatri Cambridge University. (ren)