Ini Manfaat Sering Ajak Bicara Bayi Prematur




Bayi prematur yang diajak berbicara mengalami perkembangan yang lebih baik. (newsanchormom.blogspot.com)




Bayi prematur yang diajak berbicara mengalami perkembangan yang lebih baik. (newsanchormom.blogspot.com)



VIVAlife - Melahirkan bayi prematur, bagi banyak ibu terasa sangat menyedihkan. Sebab, kesempatan sang anak untuk bertahan hidup dan tetap sehat butuh perjuangan yang cukup keras.


Ibu harus merelakan bayi yang masih rentan itu berada dalam inkubator. Dikelilingi dengan selang dan kabel untuk mempertahankan hidupnya. Tapi kini, para peneliti menemukan cara untuk membantu bayi yang lahir prematur untuk memiliki perkembangan yang lebih baik di kemudian hari: mengajaknya bicara.


Penelitian yang dilakukan oleh Warren Alpert School of Brown Univeristy dan Women and Infants Hospital in Providence, Rhode Island ini, mengatakan bahwa berbicara dengan bayi prematur, sedangkan mereka masih dalam unit perawatan intensif rumah sakit, dapat membantu perkembangan hidup bayi.


"Hal ini tentunya luar biasa, intervensi yang mudah dan hemat biaya dengan menginformasikan para ibu untuk lebih sering mengunjungi anak-anak mereka di unit perawatan intensif," ujar Dr Betty Vohr, penulis senior dalam penelitian itu seperti dilansir kantor berita Reuters.


Penelitian yang ditulis dalam jurnal Pediatrics ini menyatakan bahwa saat masih di dalam kandungan, bayi dapat mendengar dan merasakan emosi ibu mereka. Tapi, bagi bayi yang lahir prematur, mereka harus disimpan di NICU, di mana ia terpapar suara dari monitor dan mesin tetapi sangat sedikit mendengar suara ibu.


Hasilnya, mereka mengalami masalah bahasa di kemudian hari. Hal ini pernah diungkapkan dalam penelitian sebelumnya yang menemukan bahwa anak-anak yang lahir prematur lebih berisiko mengalami masalah bahasa. Tapi, belum diketahui apakah masalah itu dapat diatasi dengan tetap mengajak mereka bicara selama berada dalam perawatan.


Penelitian terbaru melibatkan 36 bayi prematur. Rata-rata bayi berusia 26 pekan kehamilan dan berat badan 2,7 kilogram. Bayi menggunakan rompi yang dilengkapi dengan perangkat yang dapat merekam dan menganalisis percakapan serta suara latar belakang di dekat bayi selama lebih dari 16 jam.


Rekaman diambil saat bayi berusia 32 dan 36 pekan kehamilan --sekitar 5 dan 9 pekan setelah dilahirkan--. Bayi mendengarkan percakapan lebih banyak di usia kehamilan 36 pekan ketimbang 32 pekan.


Namun, jumlah percakapan yang didengar bayi selama periode penelitian bervariasi mulai dari 144 hingga 26 ribu kata. Kemudian, peneliti menghitung perkembangan motorik, bahasa dan keterampilan berpikir ketika bayi berusia tujuh dan 18 bulan.


Para peneliti menemukan bahwa setelah memperhitungkan berat lahir anak, jumlah bayi yang diajak bicara saat usia 32 pekan kehamilan memiliki perbedaan sebesar 12 persen dalam skor bahasa anak-anak dan 20 persen dalam nilai komunikasi mereka pada usia 18 bulan. Sementara itu, bayi yang diajak bicara saat 36 pekan kehamilan memiliki perbedaan 26 persen dalam berpikir pada usia tujuh bulan.


"Saya benar-benar berpikir bahwa berbicara dengan anak-anak adalah hal yang sangat baik untuk dilakukan," ujar penulis Redesigning Health Care for Children with Disabilities, sekaligus ahli perkembangan anak di Stanford University School of Medicine di Palo Alto, California, Dr Heidi Feldman.


Menurut Feldman, penting mendorong orangtua untuk sering berbicara dengan anak-anak mereka, serta menyentuhnya dengan lembut di sekitar daun telinga dan di antara alis mereka. (art)