"Bayi Hantu", Saat Bayi Terlahir Tanpa Darah




Ilustrasi bayi. (newsanchormom.blogspot.com)




Ilustrasi bayi. (newsanchormom.blogspot.com)



VIVAlife - Lazimnya, bayi dalam kandungan Jennifer Juarez menendang sampai sepuluh kali dalam setengah jam. Namun “gangguan” kecil itu mendadak berhenti.


Jennifer langsung cemas. Ia merasa ada yang salah dengan kandungannya. Benar saja, saat akhirnya mengunjungi rumah sakit dan menjalani USG, detak jantung bayinya melemah.


Awal Desember 2013 lalu, Jennifer menjalani operasi caesar darurat.


Namun, bayi yang dilahirkannya begitu senyap. Tak ada tangisan nyaring. Ia juga sangat pucat. Bahkan saat dokter menusuk kakinya untuk mengukur kadar oksigen, tak ada darah yang keluar.


Bayi itu benar-benar seperti hantu. Ia berbeda dengan bayi lain yang berwarna merah atau pink. Rupanya, 80 persen darah terkuras dari tubuh bayi karena pendarahan janin.


“Ketika ditarik keluar, dia tampak baik-baik saja. Dia bernapas seperti bayi normal. Hanya tak ada warna padanya,” ungkap Jennifer seperti dikutip ABC News.


Saat dilahirkan, beratnya hanya 2,7 kilogram. Tingkat haemoglobinnya hanya 3,8 sedangkan rata-rata bayi seharusnya punya sel darah merah dengan tingkat 10 hingga 15. Ia diberi nama Hope.


Ia beruntung karena naluri Jennifer yang kuat, langsung bertindak setelah merasa ada yang salah dengan janinnya. Sehingga, diprediksi ke depannya Hope tidak akan mengalami masalah.


“Kalau menunggu lebih lama lagi, hasilnya akan berbeda,” kata Dr Marielle Nguyen, seorang neonatologis di Irvine Medical Center, tempat Hope dilahirkan.


Bayi hantu


Menurut dokter, bayi itu terlahir dengan kondisi langka yang disebut “ghost white babies”. Meski darahnya terkuras, bayi tidak meninggal di dalam rahim.


Mereka masih bisa dilahirkan, namun dengan risiko kerusakan neurologis. Menurut National Institute of Health, salah satu sinyal untuk kondisi itu adalah penurunan aktivitas janin.


Marielle tak dapat memastikan penyebab terjadinya pendarahan janin pada wanita hamil. Bisa jadi karena trauma pada perut, atau kecelakaan yang menyebabkan plasenta terpisah dari dinding rahim.


“Seringnya itu terjadi secara spontan,” ia menambahkan.


Bayi yang kehilangan darah hanya dapat bertahan selama waktu tertentu sebelum dilahirkan. Jika naluri ibu tak kuat dan pembedahan tak segera dilakukan, bayi takkan semujur Hope.


Karena itu, Dr Jennife Ashton, seorang ahli kandungan menyebut pengamatan terhadap jumlah tendangan bayi penting dipahami wanita hamil. Itu bisa menjadi indikator kondisi janin. (sj)