Studi: Mendengkur Dua Kali Lebih Berisiko Terserang Stroke




Ilustrasi stroke (nextgenerationku.com)




Ilustrasi stroke (nextgenerationku.com)



VIVAlife - Para peneliti dari Universitas Shandong, China mengungkapkan bahwa mereka yang tidur mendengkur dua kali lebih berisiko terserang stroke. Dalam penelitian itu, sebanyak 80 persen dari 25 ribu responden menunjukkan mendengkur juga berisiko menderita penyakit lainnya.


"Terutama pasien yang mengalami insomnia, berada pada risiko tinggi terkena penyakit kardiovaskular dan stroke yang berujung pada kematian," kata para peneliti seperti dikutip dalam laman Dailymail, Sabtu, 7 Desember 2013.


Berdasarkan data yang dikumpulkan para peneliti, stroke dua kali lebih mungkin dialami pendengkur berat, sementara pendengkur ringan peningkatan risiko stroke tak terlalu berarti.


Penelitian yang diterbitkan dalam International Journal of Cardiology menjelaskan bahwa masalah bermula dari aliran darah ke jantung dan otak yang terpengaruh oleh gangguan pernafasan.


Saat seseorang mulai tidur, otot di langit mulut, lidah, serta tenggorokan atau pernafasan mulai rileks. Meskipun tak menimbulkan masalah bagi kebanyakan orang, bagi para penderita insomnia, adanya gangguan pada pernapasan justru dapat menyebabkan hal buruk.


Dalam kondisi rileks, jalan pernafasan sering terhambat yang mengakibatkan sumbatan tersebut bergetar, sehingga muncul dengkuran. Saat terjadi henti nafas berulang kali saat mendengkur, oksigen darah juga akan menurun.


Bagi para pendengkur berat, berhentinya jalan pernapasan dapat terjadi selama sepuluh detik, dan beberapa menit sekali. Sementara penderita ringan, dapat terjadi setiap 10 menit sekali.


"Ketika mendengkur terjadi selama tidur, Anda akan bangun dalam kondisi tubuh yang lemas, konsentrasi menurun, dan sakit kepala." (umi)