Anak-anak yang mengalami gangguan tidur cenderung mendapatkan nilai yang lebih rendah di sekolah. (iStockphoto)

Anak-anak yang mengalami gangguan tidur cenderung mendapatkan nilai yang lebih rendah di sekolah. (iStockphoto)
VIVAlife - Para orangtua sebaiknya mulai memperhatikan kualitas tidur anak di malam hari. Menurut penelitian terbaru di Brasil, anak-anak yang kesulitan tidur di malam hari cenderung mendapatkan nilai pelajaran lebih rendah dibandingkan mereka yang tidur nyenyak.
"Karena (gejala gangguan tidur) dan khususnya (gangguan pernapasan saat tidur) sangat umum, kami menyarankan bahwa semua pakar kesehatan dan pendidik menyadari efek penemuan ini serta mengambil tindakan yang tepat untuk memecahkan atau mengurangi hal yang bisa menjadi masalah kesehatan publik," ujar ketua peneliti dari Universidade Federal de Sao Paulo, Luciane Bizari Coin de Carvalho seperti dilansir kantor berita Reuters.
Dalam penelitian yang dipublikasikan di jurnal Sleep Medicine, para peneliti mendistribusikan 5.400 kuisioner kepada anak-anak di sekolah umum Sao Paulo, Brasil, sejak tahun 1999 hingga 2001. Kuisioner tersebut berisi pertanyaan seputar gejala atau gangguan tidur dan gangguan pernapasan saat tidur.
Selain itu, para peneliti juga mengamati nilai pelajaran matematika dan Bahasa Portugis dari 2.384 murid. Nilai pelajaran tersebut diperoleh dari kuisioner yang diisi oleh para orangtua.
Hasilnya, sekitar 31 persen anak-anak mengalami gangguan tidur, seperti sulit mengantuk atau tidur, dan merasa ngantuk sepanjang waktu. Sementara itu hampir 27 persen anak-anak mengalami gangguan pernapasan saat tidur. Nilai pelajaran anak-anak tersebut pun secara signifikan lebih rendah ketimbang nilai anak-anak yang tidak memiliki gejala gangguan tidur.
Untuk diketahui, di Brasil nilai pelajaran berdasarkan skala dari 0-10, dengan nilai 5 dianggap lulus. Adapun nilai rata-rata Bahasa Portugis anak-anak yang mengalami gangguan tidur adalah 6,6. Sedangkan rata-rata nilai anak-anak yang tidak memiliki gangguan tidur mencapai 7,1.
Hal sama juga ditemukan pada mata pelajaran matematika. Rata-rata nilai matematika anak-anak yang mengalami gangguan tidur atau gangguan pernapasan saat tidur adalah 6,3. Sementara rata-rata nilai matematika anak-anak yang tidak mengalami gangguan tidur mencapai 7,1.
Ahli saraf dari Columbia University Medical Center, New York, Dr. Carl Bazil menilai, hasil penelitian ini tidak bisa menyatakan secara pasti bahwa gangguan tidur adalah penyebab dari buruknya nilai akademik seorang anak. Meski demikian, penelitian tersebut merupakan langkah awal untuk menegaskan bahwa kualitas tidur anak-anak-anak sangat penting.
"Tak hanya mencegah mereka dari rasa kantuk, tetapi memastikan mereka juga belajar. Saya kira studi ini meningkatkan kesadaran bahwa tidur sangat penting bagi anak," ujar Bazil.
Selama ini, kualitas tidur yang buruk pada anak dikaitkan dengan obesitas yang dalam jangka panjang dapat meningkatkan risiko penyakit jantung serta diabetes. (eh)
