VIDEO: Bubur Samin, Hidangan Gurih Penyambung Silaturahmi




Bubur Samin, menu khas berbuka puasa di Solo. (Fajar Sodiq (VIVAnews))




Bubur Samin, menu khas berbuka puasa di Solo. (Fajar Sodiq (VIVAnews))



VIVAlife - Setiap daerah selalu memiliki menu khas untuk berbuka puasa. Disebut khas, karena menu-menu tersebut hanya dibuat dan disajikan saat bulan suci Ramadan. Di Solo, tepatnya di Masjid Darussalam, Jayengan, Serangan, terdapat bubur banjar atau yang biasa disebut bubur samin, sebagai menu khas berbuka puasa.


Kisah bubur samin ini dimulai sejak tahun 1930-an, ketika para datuk atau saudagar asal Kalimantan kerap berkumpul di Masjid tersebut. Namun, bubur ini baru mulai dibagikan untuk masyarakat pada tahun 1980. Sejak itu, bubur ini menjadi ikon warga Jayengan saat Ramadan secara turun temurun. Nama samin sendiri muncul karena bubur ini dilengkapi dengan minyak samin.


Selain rasanya yang lezat, sajian ini juga memiliki makna mendalam, yakni menyambung silaturahmi para warga, layaknya para datuk yang selalu membuat pertemuan secara rutin sesama warga Kalimantan. Bubur berwarna kuning mentega ini, memang spesial dan kaya gizi, karena bahan bubur yang diantaranya daging sapi, kaldu daging, wortel, susu dan minyak samin, dimasak menjadi satu bersama beras.


Untuk mempertajam aromanya, beragam rempah seperti cengkeh, ketumbar, jinten, kapolaga dan pala dimasukkan bersama adonan tadi. Nah, dibagian akhir, bubur samin diberi santan dan tentunya minyak samin.


Kaldu yang digunakan bubur ini didapatkan dari tulang kaki sapi. Sedangkan minyak saminnya dari lemak daging kambing yang direbus hingga mendidih. Karena namanya bubur samin, maka aroma rempah-rempah dan samin harus terasa, meskipun tidak mendominasi. Bubur samin ini, biasanya disajikan dengan kurma dan kopi susu.


Lihat videonya di tautan ini.