Danny Bowman (kemeja putih) terobsesi selfie sampai nekat bunuh diri. (Facebook/FixersUK)
Danny Bowman (kemeja putih) terobsesi selfie sampai nekat bunuh diri. (Facebook/FixersUK)
VIVAlife - Danny Bowman termasuk salah satu remaja yang terlanda demam selfie. Ia begitu terobsesi untuk memotret dirinya sendiri dengan pose yang sempurna. Dalam sehari, ia menghabiskan 10 jam untuk menghasilkan 200 jepretan foto di iPhone pribadinya.
Sebelum berangkat sekolah, ia bisa mengambil 80 foto selfie. Setelah 10 kali jepret, ia akan beralih ke ruangan lain dengan pencahayaan berbeda dan mengambil pose foto berikutnya. Setelah mandi dan mengenakan pelembab, ia kembali berfoto.
Danny kemudian menghabiskan berjam-jam menganalisis hasil fotonya. Sepanjang hari, ia meneliti fitur wajah dan kulitnya. Itu membuat Danny terus-terusan terlambat ke sekolah.
Akhirnya, demi obsesinya ia rela putus sekolah dan tak keluar rumah selama enam bulan. Berat badannya pun diturunkan sebanyak 12 kilogram. Saat ia tak kunjung mendapatkan foto selfie yang sempurna, pemuda asal Inggris itu nekat menghabisi nyawanya sendiri.
“Aku terus berfoto selfie agar sempurna. Dan ketika aku sadar tidak bisa mendapatkannya, aku ingin mati,” ungkap Danny, seperti dikutip dari laman Mirror.
Ia mengonsumsi obat-obatan sampai overdosis. Obsesi selfie yang berlebihan itu sebenarnya sudah coba dilarang oleh orang tuanya, namun Danny justru bertindak lebih agresif. Beruntung, aksi bunuh dirinya ketahuan oleh sang ibunda, Penny. Ia langsung diselamatkan.
Danny pun dirawat dan menjalani pengobatan dari kecanduan teknologi dan dismorfik disorder (kecemasan yang berlebihan). Jika sembuh dari itu, ia akan bisa kembali hidup normal. Ia tak lagi akan khawatir dengan penampilan dan terobsesi memotret diri secara sempurna.
Pemuda 19 tahun ini disebut-sebut sebagai pencandu selfie pertama di Inggris. Dr David Veal, seorang psikiater di tempat Danny dirawat menyebutkan, kasus yang melibatkan pemuda itu sangat ekstrem. David pun meminta Danny menjauh dari iPhone-nya.
“Ini bukan masalah kesombongan dari selfie, tapi merupakan gangguan mental,” ia menjelaskan. Kini, Danny aktif dalam kampanye sosial yang digagas sebuah lembaga penyiaran. Ia sudha berbulan-bulan tidak mengambil foto selfie lagi, dan berhasil mengatasi kecanduannya.