Beauty Flower karya mahasiswa UNY (VIVAnews/Daru Waskita)
VIVAlife - Kantong plastik bekas biasanya hanya dibuang ke tempat sampah oleh masyarakat. Padahal, sampah plastik akan menjadi limbah lingkungan dalam waktu lama karena kantong plastik merupakan benda yang sangat sulit diuraikan oleh mikroba tanah.
Berawal dari kenyataan itu sekelompok mahasiswa dari Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) mencoba menfaatkan limbah kantong plastik menjadi barang yang punya nilai ekonomis dan dapat mengurangi limbah lingkungan.
Mereka yang tergabung dalam jurusan pendidikan fisika FMIPA UNY, Rina Yunita, Windu Nuryanti dan Rita Wahyu Kartikasari menawarkan salah satu alternatif pemanfaatan limbah kantong plastik dengan menggunakannya sebagai bahan baku pembuatan bonsai plastik yang disebut “Beauty Flower”.
Menurut Rina, mereka memilih mendaur ulang kantong plastik karena mengetahui akan bahaya dibaliknya. “Plastik akan menjadi sampah yang sulit terurai. Limbah plastik baru bisa terurai setelah 1.000 tahun,” kata Rina kepada VIVAlife, Selasa 31 Desember 2013.
Rina membandingkan dengan limbah kertas yang hanya membutuhkan waktu sebulan untuk terurai. Sementara rekannya, Windu menambahkan bahwa “Beauty Flower” adalah tanaman palsu yang berbahan dasar dari plastik.
Peran plastik kresek pada pembuatan “Beauty Flower” terletak pada pelapisan batang (ranting pohon). Plastik dilelehkan dengan cara dibakar dan lelehan tersebut diteteskan pada pada batang hingga seluruh permukaan batang tertutup oleh plastik. Tujuannya adalah agar batang bonsai menjadi lebih tahan lama ketika bonsai buatan tersebut dipakai sebagai pajangan.
Rita mengungkapkan bahan yang dibutuhkan adalah plastik kresek, kelopak bunga plastik, daun plastik, pot bunga dan batu-batu kecil atau kerikil sebagai hiasan.
Langkah pertama yang dilakukan adalah memilah plastik yang akan digunakan sebagai pelapis, kemudian menyiapkan kelopak, daun dan ranting pohon yang akan digunakan sebagai batang bonsai. Selanjutnya melelehkan plastik di atas ranting sehingga seluruh ranting terbungkus oleh lelehan plastik yang nantinya digunakan sebagai batang pohon, kemudian hiasi batang dengan daun-daun dan bunga plastik dengan melelehkan ujungnya dan ditempelkan pada batang pohon.
Setelah itu pohon yang telah dihiasi tersebut ditanam dalam pot bunga yang telah diisi dengan kerikil dan “Beauty Flower” pun siap menjadi penghias meja di sudut ruangan.
“Pembuatan Beauty Flower ini tidak memerlukan waktu yang lama, hanya membutuhkan kreativitas dalam merekatkan daun dan bunga pada batang dan kehati-hatian dalam melelehkan plastik kresek untuk melapisi batang,” ujar Rita. (umi)