Bahaya di Balik Kuku Palsu




Penggunaan kuku palsu terlalu sering, bahaya bagi kesehatan kuku. (Daily Mail.)




Penggunaan kuku palsu terlalu sering, bahaya bagi kesehatan kuku. (Daily Mail.)



VIVAlife – Kuku palsu memang cantik dan tahan lama, tapi menggunakannya terlalu sering bisa jadi membuat kulu asli Anda rusak parah. Dilansir dari Daily Mail, hal tersebut terjadi pada dua orang wanita pehobi kuku palsu. Kuku cantik yang biasanya melengkapi penampilan mereka digantikan pemandangan mengerikan jari-jemari yang nyaris tanpa kuku.


Salah satunya adalah Antonia Mariconda, 36. Penulis dan presenter televisi itu harus merawat kukunya yang rusak selama berbulan-bulan agar kembali sehat. “Bagi saya merawat kuku dan membuatnya terlihat cantik adalah hadiah bagi diri sendiri,” kata dia.


Tapi siapa nyana, kegiatan kecantikan sederhana itu justru membuatnya hampir kehilangan kuku di jemarinya. Antonia gemar menggunakan kuku palsu dari akrilik karena mereka lebih kuat dan tahan lama dari cat kuku biasa. “Saya sering mengetik dan kuku palsu jauh lebih tahan lama daripada cat kuku yang mudah tergores dan terkelupas,” ujarnya.


Memasang kuku palsu memang mudah dan hasilnya pun indah, yang tidak disadari Antonia, saat melepas untuk mengganti kuku palsu tersebut dengan yang baru adalah hal yang merusak. Apalagi jika tidak dikerjakan oleh manikuris terlatih.


“Lem yang digunakan untuk merekatkan kuku palsu akan menempel dengan kuat dan tidak mungkin dibersihkan kecuali menggunakan amplas,” kata Dermatologis Nick Lowe. “Pengangkatan dan pembersihan kuku palsu dengan menggunakan amplas itu yang menjadi sumber masalah,” ujar Lowe.


Dikatakan Lowe, pengamplasan kuku palsu yang kasar akan membuat kuku asli terkelupas dan jika dilakukan terlalu sering, kuku akan semakin tipis dan mudah terluka. "Ada juga risiko infeksi jika alat manicure tidak disterilkan dengan benar. Jamur, bakteri, virus seperti herpes semua bisa ditemukan," lanjut Lowe.


Itulah yang terjadi dengan Antonia. Dia tidak rela kehilangan pemandangan jemari cantik yang diberikan kuku palsu, alhasil dia terus melakukannya. Dan ketika dia sadar, kuku-kuku jarinya sudah menjadi tipis dan mudah patah. “Saya sering kesakitan jika harus melakukan sesuatu dengan tangan, bahkan ketika kuku tidak sengaja terbentur, saya menangis karena rasanya sangat sakit,” cerita Antonia.


Serupa dengan Antonia, Karen Berman, 61, yang menggunakan gel manikur juga berakhir dengan penderitaan serupa. Seperti juga kuku palsu, gel manikur juga membuat kuku terlihat cantik lebih lama. Caranya dengan mengaplikasikan gel dan mengeringkannya di bawah sinar UV. Selama enam bulan menggunakan gel manikur, Karen melihat kuku aslinya rusak semakin parah setiap kali dia mengaplikasikan manikur baru. Pasalnya, untuk menghilangkan gel yang mengeras itu juga dibutuhkan pengamplasan.


Lowe mengemukakan penggunaan sinar UV yang berlebihan bisa meningkatkan risiko terjadinya kanker kulit. Selain itu, dia menyarakankan bahwa para manicure profesional harus menggunakan alat steril untuk mengurangi risiko infeksi. Beberapa cat kuku dan pengeras juga diketahui mengandung bahan seperti formaldehida yang dapat memicu reaksi alergi.


"Kuku adalah perpanjangan dari kulit anda. Hal ini berkembang dari sel-sel kulit yang berpori. Jika kuku menjadi rusak itu bisa memakan waktu lama untuk memperbaikinya," kata Lowe.


Lowe menyarankan para wanita membatasi perawatan ini hanya sekali atau dua kali dalam setahun. (umi)