Rekam Jejak Budaya Kontemporer ala Martell




Pameran Seni Kontemporer Martell (VIVAnews/Tasya Paramitha)




Pameran Seni Kontemporer Martell (VIVAnews/Tasya Paramitha)



VIVAlife – Ekspresi seni tidak terbatas pada bidang disiplin yang dianutnya, melainkan bisa bercampur-baur membentuk sebuah seni baru nan eklektik. Pesan itulah yang ingin disampaikan pameran seni kontemporer dari Martell Cognac.

Tahun ini, Martell mengundang enam seniman kontemporer Indonesia dari berbagai bidang untuk bersinergi membentuk gugusan seni baru. Mereka adalah fotografer Nicoline Patricia Malina, desainer busana Arantxa Adi, pematung Renjani Damais - Arifin, pelukis dan illustrator Ipong Purnama Sidhi, perupa Irawan Karseno dan seniman multidisiplin S. Teddy. Koleksi mereka, yang dikuratori oleh Chandra Johan, bisa disaksikan secara gratis di Kuningan City hingga 24 November 2013.


Tema pameran yang diangkat Martell Cognac kali ini terbilang unik, yakni menghadirkan rekam budaya kontemporer yang merefleksikan berbagai kehidupan kaum metropolitan yang terdiri dari berbagai sub-kultur yang fokus dan spesifik.


“Beragam ekspresi dari setiap ide seniman yang ikut berpameran ini meretas satu sama lain, membentuk sebuah sinergi baru yang eklektik namun tetap utuh sebagai karya personal,” ucap kurator Chandra Johan dalam konferensi pers di Atrium Kuningan City, baru-baru ini.


Uniknya lagi, setiap karya seni menyimpan pesan tersendiri dari para seniman penciptanya seperti karya Ipong Purnama Sidhi. Pelukis ekspresionis dengan pendekatan kontemporer tersebut memamerkan delapan lukisan karyanya yang dibuat menggunakan beberapa media antara lain cat akrilik, enamel, pensil dan arang. Karyanya merekam realitas kehidupan, terutama perilaku manusia tamak yang rakus akan kekuasaan dan harta. Sifat buruk manusia ini digambarkan secara simbolis dalam bentuk yang terdistorsi sedemikian rupa oleh sapuan kuas dan cipratan yang bebas.


“Lukisan-lukisan yang saya pamerkan adalah gambaran realita kehidupan saat ini yaitu badut yang menjadi pemimpin negara kemudian mabuk harta, kekuasaan dan menganggap rakyat bodoh,” jelas Ipong saat ditemui di acara yang sama.


Sebenarnya ini bukan kali pertama Martell Cognac mengadakan pameran seni. Sebelumnya, juga telah diselenggarakan beberapa pameran seni. Hal tersebut dikarenakan Martell Cognac merasa memiliki koneksi yang kuat dengan seni.


“Seni dan mode adalah keseimbangan penting dalam gaya hidup yang berkelas. Sama seperti Martell Cognac, seni juga dibuat dengan hati-hati, sempurna dan sarat makna,” kata Edhi Sumadi, General Manager Pernod Ricard Indonesia. (eh)