Jajal Kehidupan Penjara di Bolivia




Ilustrasi sel penjara (writetoreel.com)




Ilustrasi sel penjara (writetoreel.com)



VIVAlife - Sejak pesawat mendarat di Amerika Selatan, sebuah penjara di jantung kota La Paz Bolivia menjadi pusat percakapan bagi wisatawan. Desas-desus tersebut dimulai dari sebuah buku karangan Rusty Young pada 2003 yang berjudul “Marching Powder”. Buku tersebut kini menjadi bacaan wajib wisatawan yang menginjak tanah Amerika Latin. Didalamnya, dikisahkan kehidupan penjara seorang penyelundup narkoba Inggris selama empat tahun, yang kemudian menciptakan ide salah satu atraksi wisata paling aneh di dunia.

Pengunjung diperbolehkan masuk ke gerbang penjara San Pedro di La Paz setelah merogoh kocek sebesar 200 bolivianos atau sekitar Rp370ribu, mereka pun dipersilakan menyaksikan kehidupan penjara di sana.


Tur penjara berlangsung selama beberapa jam dengan mengitari sejumlah bagian di kawasan penjara. Tidak hanya berkunjung, turis pun bisa merasakan pengalaman bagai tahanan dengan tidur di kamar lembab dengan kasur tipis yang kerap didatangi tikus. Tetapi di tempat ini pula terdapat ruangan yang hampir mirip dengan griya tawang berfasilitas hotel bintang lima, yang biasanya dikunjungi orang-orang kaya.


Penjara di sini berbeda dari penjara lain di seluruh dunia. Kawasan penjara ini tampak seperti kota kecil. Seluruh keluarga hidup bersama di dalam lingkungan penjara. Meski begitu, para istri dan anak-anak bebas meninggalkan penjara pada siang hari dan kembali pada malam harinya.


Di area penjara tersebut juga ada restoran, salon penata rambut dan bahkan sebuah hotel. Tur berakhir di sebuah restoran dengan hidangan yang dibuat istri salah seorang narapidana.


"Banyak orang menjalani kehidupan yang lebih baik di sini daripada di jalanan," ucap Miguel seorang pemandu di penjara La Paz seperti dimuat dalam RTW Backpacker.


Di beberapa kota Bolivia, pilihan hidup di penjara lebih baik daripada menjadi manusia bebas. Kondisi yang tak mengherankan, sebab Unicef menulis, 59% populasi Bolivia hidup dalam kemiskinan ekstrim. Sebagai tujuan wisata, penjara San Pedro ini menyambut 50-60 wisatawan sehari yang diklaim untuk meningkatkan fasilitas penjara.


Tertarik menjadi narapidana di penjara San Pedro? (adi)